Sri Mulyani: Kesepakatan Dagang AS-China Diharapkan Dapat Perkuat Rupiah

0
483

Sumber: sindonews.com

Jakarta, LiputanIslam.com— Menteri Keuangan (Menkeu) berharap kesepakatan dagang fase pertama antara AS dan China bisa memperkuat nilai tukar rupiah. Kesepakatan dagang rencananya akan ditandatangani pada 15 Januari 2020.

“Tentu dinamika nilai tukar (rupiah) akan kami hitung berdasarkan ekonomi dalam negeri dan global. Tapi harapannya, perjanjian AS dengan China, kemudian suku bunga (global) yang rendah bisa menyebabkan capital inflow,” kata Sri Mulyani, Selasa (14/1).

Dalam hal ini, kesepakatan dagang As dan China akan mengurangi perang tarif bea masuk impor oleh kedua negara tersebut.  Kondisi ini memberikan sentimen positif bagi rupiah pada perdagangan Selasa (13/1) di kisaran Rp 13.650 per dolar AS.

Baca: Rupiah Menguat ke Posisi Rp 13.732 per Dolar AS

Dalam kesepakatan dagang tersebut, Presiden AS Donald Trump menyebutkan, bea masuk sebesar 15 persen terhadap produk impor China senilai 120 miliar dolar AS nantinya akan dipotong menjadi 7,5 persen.

Dari pihak China, dia menyampaikan, China akan segera memulai pembelian produk agrikultur asal AS yang jika ditotal mencapai 50 miliar dolar AS.

Di sisi lain, Sri Mulyani mengatakan, Indonesia masih punya pekerjaan rumah di luar dinamika global, yaitu menekan tingginya defisit transaksi berjalan.

“Jadi kami dalam satu tahun perkembangannya dan pengaruhnya ke APBN, kan tidak dalam sehari,” ujarnya.

Pada kuartal III 2019, defisit transaksi berjalan Indonesia mencapai 7,7 miliar dolar AS atau 2,7 persen dari produk domestic bruto (PDB). jumlah ini menurun dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 8,2 miliar atau 2,9 miliar dari PDB. (sh/tempo/republika)

 

 

DISKUSI: