Rupiah Melemah, BI: Dampak ke Inflasi Kecil

0
505

Sumber: market.bisnis.com

Jakarta, LiputanIslam.com— Kurs rupiah terus mengalami pelemahan seiring perlambatan ekonomi yang diakibatkan virus corona. Pada Kamis (26/3), rupiah berada di posisi Rp 16.328 per dolar AS. Pelemahan rupiah hampir mencapai 15 persen secara year to date (ytd).

Meski begitu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, pelemahan rupiah hanya berdampak kecil terhadap pergerakan inflasi. Hal ini menunjukkan harga-harga, terutama bahan makanan masih terkendali.

Baca: Rupiah Menguat ke Posisi Rp 16.500 per Dolar AS

Perry menyebutkan empat alasan yang membuat inflasi masih terjaga di tengah melemahnya kurs rupiah. Pertama, pasokan yang cukup sehingga pengaruh inflasi dair bahan makanan, khususnya volatile food, minimal.

“Kedua, kalau kita bandingkan antara sisi permintaan dan sisi penawaran secara agregat dalam ekonomi kita, kenaikan permintaan itu bisa dipenuhi dari kenaikan penawaran. Sehingga kesenjangan output itu negatif, dampak dari kesenjangan output terhadap inflasi sangat rendah,” kata dia, Kamis (26/3).

Ketiga, kebijakan baik yang diterbitkan pemerintah maupun bank sentral dalam menajga stabilitas sektor keuangan maupun perekonomian, memberikan kepercayaan pasar.

Keempat, penangangan dampak penyebaran virus corona membuat pelemahan rupiah yang diakibatkan oleh kepanikan investor global semakin membaik.

“Dengan kata lain, pelemahan rupiah yang terjadi sekarang ini adalah bersifat temporer, dan saya tidak yakin sektor korporasi akan naikkan harga karena pelemahan rupiah,” ujarnya. (sh/kontan/medcom)

 

DISKUSI: