Harga Garam Lokal Masih Jauh di Bawah Biaya Produksi

0
434

Sumber: tirto.id

Jakarta, LiputanIslam.com— Harga garam rakyat saat ini masih jauh di bawah biaya produksi. Rendahnya harga garam ini sama sekali belum berubah sejak masa panen pertengahan 2019.

Ketua Umum Asosiasi Petani Garam Rakyat Indonesia, Jakfar Sodikin mengatakan, seharusnya harga garam sudah mengalami kenaikan karena belum adanya produksi baru. Akan tetapi, harga garam saat ini justru anjlok.

Menurut Jakfar, kondisi ini dipengaruhi oleh pasokan dan permintaan. Produksi garam masih banyak belum terserap, sedangkan permintaan tetap turun.

Baca: Harga Garam Lokal Anjlok, Ini Saran PT Garam

“Menurut saya penurunan harga ini tetap karena suppy dan demand. Pasokan terlalu banyak dan penyerapan pun turun,” ujarnya, Jumat (28/2).

Saat ini, harga garam kualitas II dijual dengan harga Rp 300 sampai Rp 350 per kilogram (kg), dan garam kualitas I dijual dengan harga Rp 400 per kg. Sementara biaya produksi garam sudah mencapai Rp 900 hingga Rp Rp 950 per kg. Kondisi ini dipastikan membuat petambak garam merugi.

Dia menilai, anjloknya harga garam disebabkan oleh garam impor. rendahnya penyerapan garam lokal dari perusahaan pengolahan diduga akibat adanya suplai garam lain.

“Masak perusahaan tidak mau produksi garam? Berarti ada dugaan diisi dari suplain lain, ya garam impor,” terangnya.

Sementara itu, pemerintah telah memberikan alokasi kuota impor garam sebanyak 2,8 juta ton pada tahun ini. Namun Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menyatakan belum akan merealisasikan impor tersebut. Pasalnya, masih banyak garam lokal yang belum terserap.

“Begini, garam yang untuk industri udah kita keluarkan. Namun akalau untuk pangan, asumsi harga petani ini kan rendah jadi kita harus hati-hati mengeluarkan impor karena harga petani ini sangat rendah gitu,” kata dia. (sh/kumparan/republika)

 

 

DISKUSI: