Tegang, Pasukan Irak Bersama Pasukan AS Tangkap Tiga Tokoh Kataeb Hizbullah

0
625

Baghdad, LiputanIslam.com –  Pasukan keamanan Irak bersama pasukan Amerika Serikat (AS) melurug markas besar  Kataeb Hizbullah di Baghdad, dan menangkap tiga pemimpin kelompok pejuang ini.

Kataeb Hizbullah merupakan salah satu elemen pasukan relawan besar Irak al-Hashd al-Shaabi yang didukung penuh oleh Iran dalam perang melawan kelompok teroris ISIS dan pasukan Amerika Serikat (AS).

Dilaporkan bahwa pasukan AS yang terdiri dari 40 kendaraan, dan unit pasukan kontra-teroris Irak, telah menutup markas Brigade ke-45 Kataeb Hizbullah di daerah Al-Buathiha, sebelah tenggara Baghdad, Jumat (26/6/2020).

Pejabat pemerintah Irak mengatakan kepada Reuters bahwa pasukan keamanan telah menyita misil dan menangkap tiga pemimpin Kataeb Hizbullah, yang dituduh AS berada di balik serangan misil di pangkalan yang menampung pasukan AS dan berbagai fasilitas lain di Irak.

Beberapa media lokal melaporkan operasi itu berujung penangkapan 13 orang “yang bekerja di bengkel pembuatan misil”.

Pada 23 Desember 2019, AS melancarkan serangan besar-besaran terhadap posisi-posisi Kataeb Hizbullah di wilayah Anbar timur hingga menewaskan dan melukai puluhan anggota kelompok ini.

Washington menyatakan serangan ini dilancarkan sebagai reaksi atas serangan roket yang menewaskan sejumlah kontraktor militer AS.

Baca: Al-Nujaba: Topik Senjata adalah Urusan Internal Irak, AS Jangan Intervensi

Sekjen kelompok pejuang Asaib Ahl al-Haq, Qais al-Khazali, mengecam penggerebakan dan penangkapan itu dan menyebutnya sebagai upaya AS  merongrong al-Hashd al-Shaabi.

Dalam wawancara dengan saluran al-Ahed dia mengatakan bahwa penangkapan itu dilakukan tanpa ada surat perintah dari pengadilan, dan hanya berbekal instruksi langsung dari Perdana Menteri Mustafa al-Kadhimi .

“Sebelum al-Kadhimi tak ada satupun pejabat Irak berani menyerang faksi-faksi pejuang. Perdana Menteri sebaiknya tidak mencoba berkonfrontasi dengan al-Hashd al-Shaabi, sebab mereka merepresentasikan rakyat,” ujar al-Khazali.

Dia juga memastikan tak ada satu faksi pejuang menyerang lembaga pemerintahan Irak di kawasan al-Khadra, Baghdad, yang kerap mendapat serangan roket dengan sasaran Kedutaan Besar AS.

Sembari menyatakan bahwa pemerintahan Al-Kadhimi bersifat sementara dan lebih ditugaskan untuk menyelenggarakan pemilu parlemen lebih cepat,  Al-Khazali memperingatkan, “Tak seorangpun dapat mencegah para pejuang dari perjuangan mereka untuk mengusir pasukan AS dari Irak jika pasukan ini enggan keluar melalui jalur damai.” (mm/amn/alalam)

DISKUSI: