Raja Arab Saudi Layangkan Surat Undangan untuk Presiden Iran, Israel Makin Gelisah

0
244

Teheran, LiputanIslam.com  Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud dari Arab Saudi dikabarkan telah mengundang Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi untuk berkunjung ke Saudi, menyusul kesepakatan pemulihan hubungan Teheran-Riyadh yang dimediasi China pada 10 Maret lalu.

Wakil kepala staf presiden Iran untuk urusan politik, Mohammad Jamshidi di Twitter, Ahad (19/3), menyatakan Raja Salman telah melayangkan surat undangan tersebut.

“Dalam sepucuk surat kepada Presiden Raisi, Raja Arab Saudi menyambut baik kesepakatan antara dua negara bersaudara, (dan) mengundangnya ke Riyadh,” cuit Jamshidi.

Dia menambahkan bahwa Raja Salman jugamenyerukan pembangunan kerjasama ekonomi bilateral dan regional, dan Raisi pun menyambut baik undangan tersebut.

Undanganitu tak pelak dipandang sebagai langkah signifikan menuju peningkatan hubungan antara Iran dan Arab Saudi.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengaku akan bertemu dengan sejawatnya dari Arab Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, “dalam waktu dekat,” dan menyebutkan bahwa Iran telah mengusulkan tiga lokasi untuk pertemuan tersebut.

“Sejauh ini, kami telah sepakat (dengan Arab Saudi) bahwa delegasi teknis dari kedua belah pihak akan mengunjungi kedutaan dan konsulat jenderal serta mempersiapkan pembukaan kembali aktivitas mereka,” kata Amir-Abdollahian pada konferensi pers di Teheran, Ahad.

Dia menambahkan bahwa promosi perdamaian di kawasan itu telah menjadi salah satu isu utama yang ditekankan Iran dan Saudi dalam perjanjian yang belum lama ini diteken untuk pemulihan hubungan diplomatik setelah tujuh tahun terputus.

Menurut Amir-Abdollahian ,Teheran dan Riyadh telah bersepakat untuk menormalisasi hubungan dan bertukar pesan melalui Swiss dalam  10 hari terakhir, dan Iran telah menyatakan kesiapannya untuk mengadakan pertemuan menteri luar negeri dan “mengusulkan tiga lokasi untuk pertemuan ini.”

Rabu lalu Menteri Keuangan Saudi Mohammed Al-Jadaan menyatakan bahwa investasi negaranya di Iran mungkin akan dimulai “dengan cepat” menyusul kesepakatan yang dicapai di Beijing tersebut.

“Ini bisa terjadi dengan cepat. Jika apa yang disepakati dipatuhi, saya pikir sesuatu bisa terjadi dengan cepat,” ujar Al-Jadaan

Dia menambahkan, “Tak ada alasan mengapa itu tidak boleh. Iran adalah tetangga kami dan akan tetap demikian selama ratusan tahun. Karena itu, saya tidak melihat ada masalah yang akan menghalangi normalisasi hubungan melalui investasi, selagi kita mematuhi perjanjian, menghormati kedaulatan, dan tidak mencampuri urusan masing-masing.”

Pemulihan hubungan antara Arab Saudi dan Iran membangkitkan kejutan dan harapan untuk rekonsiliasi antara pihak-pihak yang berkonflik di negara-negara seperti Yaman dan Suriah.

Di sisi lain, Israel prihatin atas perjanjian Arab Saudi dengan  Iran, musuh bebuyutan negara Zionis tersebut.  Menanggapi perjanjian itu, pemimpin oposisi Israel Yair Lapid mengatakan, “Perjanjian Saudi-Iran adalah kegagalan total dan bahaya bagi kebijakan luar negeri pemerintah Israel.” (mm/fna/raialyoum)

Baca juga:

Soal Rekonsiliasi dengan Saudi, Iran: Kami Utamakan Persatuan Islam

Iran akan Segera Kirim Dubes ke UEA

DISKUSI: