Menlu Saudi Akui Perang Yaman Berkepanjangan di Luar Dugaan

0
628

Riyadh, LiputanIslam.com –   Menteri luar negeri Saudi Faisal bin Farhan al-Saud menyatakan negaranya semula berharap perang di Yaman tidak akan berlangsung terlalu lama, tapi ternyata berlangsung jauh melampaui harapan.

“Kami melakukan intervensi bersama para mitra kami untuk membantu dan melindungi pemerintah Yaman (pemerintahan presiden tersingkir Abd Rabbuh Mansour Hadi ). Kami semula berharap urusan ini tak akan berlangsung lama, tapi sayangnya memerlukan waktu lebih lama dari yang kami harapkan,” ungkapnya, Rabu (23/2).

Menurutnya, Saudi masih melanjutkan upayanya untuk menemukan jalur politik untuk menyelesaikan krisis. “Maret lalu, Arab Saudi mengusulkan gencatan senjata diikuti oleh proses politik, dan ini adalah yang kedua kalinya Riyadh mengajukan usulan ini,” tuturnya.

Bin Farhan sama sekali tak menyinggung desakan pemerintah Yaman kubu Sanaa (Pemerintahan Penyelamatan Nasional)  agar blokade terhadap Yaman dan serangan koalisi pimpinan Saudi dan tentara bayarannya dihentikan demi membuka ruang dialog dan pencarian  solusi politik.  Dia malah mengklaim bahwa Houthi masih enggan menerima inisiatif Saudi dan menahan diri dari negosiasi positif dalam masalah ini.

Menlu Saudi menganggap Ansarullah (Houthi) bertanggung jawab atas eskalasi ketegangan dan enggan mengambil keputusan untuk perdamaian karena terus menjalankan operasi militer untuk membebaskan daerah-daerah yang berada di bawah kendali koalisi dan tentara bayarannya, termasuk Ma’rib.

“Kami mengerahkan segenap upaya kami untuk melindungi daerah-daerah di bawah kendali pemerintah Yaman. Kami melakukan intervensi secara lebih kuat di Ma’rib supaya tak diserbu dan demi mengirim sinyal yang jelas kepada Houthi bahwa jalan kekerasan tidak akan membantu, dan bahwa tidak ada cara lain selain dialog.”

Mengenai serangan pasukan Sanaa ke wilayah Saudi dan UEA, Bin Farhan mengklaim, “Semua ini, sayangnya, merupakan indikasi bahwa Houthi belum memutuskan untuk melakukan apa yang bermaslahat bagi Yaman, melainkan apa yang mereka anggap jalan yang lebih baik bagi mereka.”

Bin Farhan mendesak para mitra Saudi menambah tekanan terhadap Ansarullah agar menerima apa yang disebutnya gencatan senjata Saudi, karena jika tidak maka, menurutnya, akan ada konsekuensi-konsekuensi tertentu.

Arab Saudi dan sejumlah sekutu regionalnya melancarkan invasi militer Yaman pada Maret 2015 dengan dalih untuk memulihkan pemerintahan Abd Rabbuh Mansur Hadi, dan menumpas gerakan Ansarullah yang telah menggerakkan revolusi rakyat terhadap pemerintahan Hadi.

Ansarullah, yang didukung oleh banyak tentara Yaman dan kelompok-kelompok rakyat justru semakin kuat melawan pasukan pendudukan yang dipimpin Saudi, dan membuat Riyadh dan sekutunya terperangkap dalam peperangan yang tak lagi dapat mereka kendalikan. (mm/alalam)

Baca juga:

Kajian di Prancis Ungkap Kerapuhan UEA di Depan Drone dan Rudal Yaman

[Video:] Pasukan Sanaa Libas Pasukan Kubu Saudi di Hajjah

DISKUSI: