Hizbullah Nyatakan Tak Mungkin Jadikan Penduduk sebagai Tameng
Beirut, LiputanIslam.com – Wasekjen Hizbullah Syeikh Naim Qassem menyatakan bahwa kelompok pejuang ini tak bermaksud mengobarkan perang namun tak akan tinggal diam jika wilayah kedaulatan Libanon dilanggar oleh Rezim Zionis Israel.
Dalam pernyataan Jumat kemarin (13/8) menjelang peringatan kemenangan Hizbullah melawan Israel dalam perang 33 hari pada tahun 2006, Syeikh Naim menyebutkan bahwa respon Hizbullah pekan lalu terhadap serangan Israel ke Libanon merupakan tindakan yang sudah diperhitungkan dengan sangat matang, dan Hizbullah tak mungkin menjadikan penduduk sebagai tameng demi hasrat politik.
“Hizbullah bertindak dengan sangat cermat, semua orang menyaksikan realitas ini. Sia-sia fitnah yang dicari oleh sebagian orang,” ujarnya ketika menyinggung adanya upaya sebagian orang untuk membangkitkan penolakan penduduk Druze di desa Shoya terhadap Hizbullah.
Dia menjelaskan, “Usai operasi gagah berani dan langka Hizbullah (terhadap pasukan Israel) di sebuah kawasan terbuka dan tak berpenduduk, keadaan semestinya kembali normal. Para mujahidin Hizbullah di desa Shoya diprotes oleh sekelompok penduduk ketika dalam perjalanan pulang, dan wajar ketika truk-truk yang mengangkut para mujahidin melintasi daerah-daerah pedesaan.”
Wasekjen Hizbullah menambahkan, “Operasi resistensi terlampau besar untuk memperhatikan atau membesar-besarkan persoalan-persoalan parsial. Resistensi terlampau besar untuk membesarkan sebuah peristiwa kecil yang dibangkitkan oleh segelintir orang.”
Mengenai para penentang Hizbullah di Libanon dia mengatakan bahwa mereka terdiri dari dua kelompok; satu memiliki pandangan politik dan menyatakan bahwa Hizbullah tak berhak karena tidak mewakili semua orang Libanon; dan yang lain adalah orang-orang yang siang malam memang berusaha melincinkan proyek AS dan Israel di Libanon. (mm/tasnim)
Baca juga: