Hizbullah: Kesepakatan Teheran-Riyadh Pukulan Telak bagi Proyek Permusuhan terhadap Iran
Beirut, LiputanIslam.com – Wasekjen Hizbullah, Syeikh Naim Qassem, menyatakan bahwa perjanjian Iran-Saudi memberikan secercah harapan untuk kerjasama negara-negara di kawasan, dan merupakan pukulan bagi “proyek permusuhan terhadap Iran”.
“Mengenai isu Iran-Saudi, kami telah menyatakan kesenangan dan kebahagiaan kami atas perjanjian ini, karena ini merupakan secercah harapan untuk kerjasama dan keamanan negara-negara di kawasan, pengembangan ekonomi mereka, dan promosi kemerdekaan dan pilihan bebas mereka,” ungkap Syeikh Naim Qassem, Selasa (14/3).
“Perjanjian ini merupakan pukulan telak bagi proyek permusuhan terhadap Iran, yang sedang dikerjakan oleh entitas Israel bekerjasama dengan Amerika, karena mereka ingin negara-negara di kawasan, terutama negara-negara Teluk, bersepakat bahwa Iranlah musuh mereka, bukan entitas Israel.”
Syeikh Qassem menegaskan, “Entitas Israel bukan hanya musuh bagi Palestina, melainkan juga bagi Lebanon, Arab, Muslim dan kemanusiaan, karena entitas itu terbangun di atas kejahatan, pembunuhan, penghancuran, teror terhadap anak-anak kecil, dan perampasan hak orang lain.”
Iran, Arab Saudi dan China pada hari Jumat lalu mengumumkan pernyataan bersama bahwa Teheran dan Riyadh telah mencapai kesepakatan yang mencakup persetujuan untuk pemulihan hubungan diplomatik di antara mereka dan pembukaan kembali kedutaan dan perwakilan mereka dalam jangka waktu maksimal dua bulan.
Sementara itu, Iran menyatakan siap mengembangkan hubungan dengan semua negara regional, termasuk Bahrain.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani menyatakan bahwa prinsip kerukunan hidup bertetangga yang dianut Iran tidak mengecualikan negara manapun di kawasan sekitarnya, termasuk Bahrain, yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran pada tahun 2016.
“Meningkatkan hubungan dengan negara-negara regional, termasuk Bahrain, adalah salah satu kebijakan pemerintah (Iran),” kata Kanaani kepada jaringan berita televisi berbahasa Arab, Al-Alam, milik Iran, Selasa (14/3).
Ketua Parlemen Bahrain Ahmed Al-Musallam Ahad lalu mengatakan bahwa Manama terbuka untuk meningkatkan hubungan bilateral dengan Iran.
Sebagai awal perbaikan hubungan, kata Al Musallam, telah dilakukan pembicaraan pembukaan kembali jalur udara antara kedua negara. (mm/raialyoum/presstv)
Baca juga: