Haaretz: Dalam Perang Mendatang, Tel Aviv akan Perintahkan Aksi Bunuh Diri

0
574

TelAviv, LiputanIslam.com –   Penduduk Israel akan mendapat perintah melakukan aksi bunuh diri dalam peperangan mendatang antara Israel dan musuh-musuhnya, ungkap penulis Israel Rogel Alpher dalam sebuah artikelnya yang dimuat di surat kabar Haaretz.

Dikutip Fars, Senin (7/2), dalam artikel itu Alpher mencatat, “Ketika tentara Arab Mesir menang dan menduduki permukiman Nitzanim di selatan Israel pada tahun 1948, komandan umum angkatan bersenjata saat itu menginstruksikan kepada para prajurit dan perwira untuk terus bertempur sampai mati, yakni bunuh diri.”

Menurut Alpher, instruksi itu keluar dengan alasan bahwa orang Yahudi pantang menyerah dan karena itu instruksi tersebut juga ditujukan kepada para prajurit dan perwira yang sudah menyerah, meskipun ternyata dalam peristiwa itu sebanyak 104 tentara, termasuk beberapa perwira, menjadi tawanan pasukan Mesir.

Dalam artikel yang juga diterjemahkan ke bahasa Arab oleh Rai Al-Youm itu, Alpher menyebutkan bahwa pada saat itu budaya kemartiran atau “ethos”, kosata Yunani yang berarti “karakter”, berkembang luas di Israel dan digunakan untuk menggambarkan keyakinan atau cita-cita yang menjadi karakteristik sebuah masyarakat, bangsa, ataupun ideologi selama peperangan Israel.

Karena budaya ethos inilah, lanjut Alpher, orang-orang Israel hidup dalam suasana di mana mereka mengetahui bahwa ribuan orang di antara mereka akan mati dalam perang multi-front yang akan meletus di masa mendatang. Badan-badan keamanan di Tel Aviv kerap memberitahukan kepada masyarakat bahwa dalam perang mendatang ribuan rudal dari Lebanon, Iran dan Jalur Gaza pasti akan jatuh di Israel, dan masalah ini hanyalah masalah waktu.

Alpher menuliskan bahwa Gush Dan atau Area Metropolitan Tel Aviv, yang merupakan tulang punggung pemerintah, akan menjadi target utama sehingga akan berubah menjadi timbunan kehancuran dalam konfrontasi mendatang. Namun, penduduk Israel yang tidak memiliki pertahanan dan pengawasan yang direncanakan sebelumnya dari pemerintah Israel tidak akan menerima perintah melarikan diri untuk menyelamatkan nyawa mereka, melainkan perintah resmi dari otoritas terkait untuk bersembunyi dan kemudian bunuh diri.

Sebelumnya, di surat kabar yang sama, sembari menyebutkan beberapa faktor penyebab kehancuran Israel di masa mendatang, Alpher menyatakan, “Israel telah meneken serifikat kematian dan kebinasaannya, dan tak ada jalan bagi kita kecuali menunggu untuk mengetahui masa itu.” (mm/fna)

Baca juga:

Tamparan bagi Israel, Statusnya sebagai Anggota Pengamat di Uni Afrika Dibekukan

Erdogan Mengaku Berusaha Alirkan Gas Israel ke Eropa

DISKUSI: