Berada di Beijing, Presiden Raisi: Konsolidasi Iran-Cina ‘Efektif’ bagi Keamanan Regional dan Global
Beijing, LiputanIslam.com – Presiden Iran Sayid Ebrahim Raeisi dalam kunjungan kenegaraannya ke China menyebut negaranya dan China sebagai “sahabat di masa-masa sulit,” dan menekankan bahwa penguatan hubungan antara kedua negara akan berkontribusi pada keamanan kawasan dan dunia.
Dalam pertemuan dengan Presiden China, Xi Jinping, di Beijing, Selasa (14/2), dia mengatakan demikian sembari menekankan perlunya perluasan hubungan Iran-China di bidang ekonomi, perdagangan, ilmiah, dan budaya, serta implementasi perjanjian internasional, perjanjian strategis 25 tahun antara kedua negara, yang menurutnya “penting” bagi perdamaian dan stabilitas di kawasan.
Mengenai kegiatan saling kunjung delegasi politik-ekonomi kedua negara dan negosiasi antara kedua belah pihak, dia menilainya “penting dan efektif” dalam pengembangan hubungan bilateral.
“Meskipun ada pentanganan dari musuh Republik Islam Iran dan China untuk konsolidasi dan perluasan hubungan antara kedua negara, hubungan ini telah mengambil langkah besar berkat manajemen yang baik dari para pihak,” ujarnya.
Dia menekankan bahwa Iran dan China adalah “teman di masa-masa sulit,” dan persahabatan di masa-masa sulit memperkuat ikatan di hari-hari lain.
“Penguatan ikatan dan persahabatan seperti itu efektif bagi keamanan kawasan dan dunia,” ungkapnya.
Presiden Iran mengapresiasi peran positif dan konstruktif China dalam pembicaraan mengenai penghapusan sanksi anti-Iran. Dia juga menyinggung kegagalan negara-negara Eropa memenuhi kewajiban mereka terhadap Iran.
“Negara-negara Barat sekali lagi membuat kesalahan perhitungan tentang Iran,” katanya.
Di pihak lain, Presiden China menyinggung perkembangan hubungan China-Iran dan mengatakan implementasi kemitraan strategis 25 tahun antara kedua negara “sangat efektif” dalam penguatan dan perluasan hubungan keduanya.
“China sangat percaya dalam pengembangan hubungan dengan Iran,” tuturnya.
Xi kemudian mengecam unilateralisme dan kebijakan intimidasi negara-negara Barat di tingkat internasional.
“Sayangnya, negara-negara ini masih bersikeras pada pendekatan yang salah di era Perang Dingin, dan ini telah merusak norma-norma internasional serta perdamaian dan keamanan global,” kecamnya.
Dia mendukung integritas teritorial Republik Islam Iran, dan menekankan perlunya menghadapi unilateralisme, campur tangan asing, dan ancaman terhadap keamanan dan stabilitas di kawasan dan di seluruh dunia.
Xi juga mengakui posisi dan tindakan Republik Islam dalam perang melawan terorisme, serta menggarisbawahi perlunya implementasi perjanjian nuklir 2015 sesegera mungkin. (mm/presstv)
Baca juga: