Begini Menlu Iran Mendebat Pernyataan Calon Wakil Menlu AS Soal Perjanjian Nuklir Iran
Teheran, LiputanIslam.com – Menlu Iran Mohammad Javad Zarif di Twitter, Kamis (4/3), menanggapi pernyaatan Wendi Sherman, calon wakil menlu AS, mengenai perundingan nuklir Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) yang ditandatangani Iran bersama enam negara terkemuka dunia, termasuk AS, pada tahun 2015.
“Perjanjian nuklir tak dapat dinegosiasi ulang. Jika tahun 2021 tak seperti tahun 2015 maka juga tak akan pernah menjadi seperti tahun 1945,” cuit Zarif.
Dia menambahkan, “Karena itu, mari kita ubah Piagam PBB dan kita hapus hak veto yang telah disalahgunakan oleh AS. Mari kita berhenti memberi isyarat-isyarat yang kita lakukan secara dua pihak dari tahun 2003 sampai 2021, dan kita beralih kepada penerapan perjanjian nuklir yang telah kita tandatangani.”
Sehari sebelumnya, Sherman dalam pertemuan dengan Komisi Hubungan Luar Negeri Senat menyatakan bahwa geopolitik regional telah berubah dibanding masa penandatanganan dan dimulainya penerapan JCPOA.
“Saya tahu Iran. Jadi, tahun 2021 tak seperti tahun 2015 ketika perjanjian nuklir ditandatangani, dan tak seperti tahun 2016 ketika perjanjian nuklir diterapkan. Fakta-fakta di lapangan telah berubah, telah berubah geopolitik regional,” terang Sherman.
Karena itu, Zarif lantas mengungkit masa tahun 1945 di mana hak veto di Dewan Keamanan diberikan kepada negara-negara pemenang Perang Dunia II.
Para pejabat pemerintahan Presiden AS Joe Biden belakangan ini mengaku berniat membawa AS kembali ke JCPOA, namun pemerintahan Biden belum menentukan mekanismenya untuk kembali ke kesepakatan nuklir.
Sementara itu, Presiden Iran Hassan Rouhani meminta kepada segenap pihak terkait di dunia untuk tidak mempolitisasi isu nuklir Iran di Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Presiden Rouhani, Kamis (4/3), menegatakan, “Sejak awal, kami tertarik untuk bekerja sama dengan IAEA, dan IAEA sangat menyadari bahwa Republik Islam (Iran) telah bekerja sama dengan baik dengan mereka selama periode ini, dan laporan IAEA telah menunjukkan hal itu. Orang-orang yang tidak berpikir dengan baik dan tidak mengenali gerakan yang tepat, dan sayangnya berasal dari Eropa dan mengaku bersahabat dengan kami, sedang mencari rencana untuk hari ini dan besok di IAEA, yang saya sarankan mereka untuk tidak melakukannya.”
Rouhani menambahkan, “Saya menyarankan kepada Eropa bahwa hubungan baik dan bersahabat yang kami miliki dengan Anda tidak boleh dirusak; Poin utama saya adalah bahwa di IAEA tidak ada tempat untuk kerja politik, dan ketiga negara Eropa harus mengerti bahwa tidak ada tempat untuk permainan politik di badan ini. Mereka harus mengesampingkan permainan politik dan mengetahui bahwa mereka mengejar pekerjaan teknis di IAEA.” (mm/alalam/mna)
Baca juga: