Ayatullah Sistani Ingatkan Pemerintah Irak Tak Dapat Berkelit dari Tuntutan Rakyat

0
163

Karbala, LiputanIslam.com –  Ulama besar Syiah Irak Grand Ayatullah Sayid Ali Sistani menegaskan bahwa gelombang aksi protes yang sudah berjalan lebih dari satu setengah bulan di Baghdad, ibu kota Irak, dan berbagai kota di wilayah selatan Negeri 1001 Malam ini merupakan peristiwa besar di mana pemerintah tak dapat berkelit darinya.

“Jika para penguasa mengira bahwa mereka akan dapat berkelit dari realisasi reformasi yang hakiki dengan mengulur-ulur waktu maka sungguh mereka sedang berilusi, sebab apa yang terjadi setelah gelombang aksi protes ini bagaimanapun juga tidak akan seperti sebelumnya, maka mereka hendaknya mengindahkan hal ini,” ungkap Sayid Sistani dalam seruan yang dibacakan dalam khutbah Jumat oleh wakilnya, Sayid Ahmad al-Shafi di Karbala, Jumat (15/11/2019).

Otoritas Syiah Tertinggi di Irak yang dipimpin oleh Sayid Sistani menyerukan percepatan perancangan undang-undang pemilu baru yang dapat mengembalikan kepercayaan rakyat kepada proses politik tanpa bias partai serta memberikan kesempatan nyata “untuk mengubah wajah-wajah yang ada sekarang dengan wajah-wajah baru”.

Baca: Layaknya Daesh, Plot Baru AS di Irak Akan Menuai Kegagalan

“Sebuah undang-undang baru harus diadopsi untuk komisi pemilihan baru yang akan netral dan kredibel tanpa campur tangan pihak luar yang beresiko mengubah negara menjadi arena pelampiasan dendam di mana pihak yang paling dirugikan adalah rakyat,” lanjut Sistani.

Dia menambahkan bahwa “Otoritas keagamaan mendukung aksi protes, menekankan kedamaiannya, dan mengutuk pembunuhan, penganiayaan, penculikan, dan intimidasi terhadap pengunjuk rasa.”

Baca: Polisi Irak akan Tindak Tegas Para Perusuh

Dia mengingatkan bahwa rakyat turun ke jalan-jalan sedemikian rupa adalah “karena mereka sudah tidak menemukan jalan lain untuk bebas dari korupsi dan kerusakan”.

Menurut laporan kantor PBB di Irak Rabu lalu, gelombang unjuk rasa dan kerusuhan di Irak telah menelan korban jiwa sebanyak 319 orang dan korban luka 15000 lainnya. (mm/raialyoum)

DISKUSI: