Ansarullah: Tragedi Aramco Jilid II akan Terjadi
Sanaa, LiputanIslam.com – Gerakan Ansarullah (Houthi) di Yaman memperingatkan kepada Arab Saudi bahwa serangan dahsyat seperti yang menimpa dua komplek kilang minyak Aramco milik Saudi akan terjadi lagi jika Riyadh tidak merespon dan mengimbangi inisiatif damai yang diusung Ansarullah pada Jumat pekan lalu.
Ancaman ini dilontarkan oleh Ketua Dewan Tinggi Politik Yaman, Mahdi al-Mashat, dalam pertemuannya dengan Utusan Khusus Sekjen PBB Martin Griffiths, Selasa (1/10/2019).
“Demi perdamaian kami telah mengajukan sejumlah inisiatif di mana yang terbaru di antaranya ialah penghentian serangan terhadap Saudi agar serangan dan blokade terhadap Yaman juga dihentikan, serta pembebasan ratusan tawanan secara sepihak, sementara pihak agresor tetap saja enggan menempuh langkah kongkret apapun untuk membuktikan hasratnya kepada perdamaian,” keluh al-Mashat.
Dia menjelaskan, “Ketika kami meluncurkan inisitif ini tujuan kami ialah mencapai perdamaian. Kami terpaksa menangguhkan sejumlah serangan strategis yang telah dipersiapkan dan direncanakan dengan volume dan dampak yang tak kalah besarnya dengan serangan terhadap Aramco.”
Dia lantas menegaskan, “Kami ingin meneriakkan suara perdamaian sekencangnya, dan jika mereka tidak mendengarkannya maka kami memiliki pukulan-pukulan menyakitkan yang akan membuat mereka mendengarnya.”
Menurutnya, beberapa serangan itu sengaja ditunda “demi memberi pihak lain (Saudi) kesempatan untuk menerima dan menggunakan inisiatif itu serta mendengar suara akal dan logika.”
Baca: Tanggapi Cibiran Saudi, Ansharullah: Kami Punya Bukti-bukti Lebih Kuat
Dia merinci berbagai langkah telah ditempuh Ansarullah untuk membuktikan keseriusannya mencapai solusi damai, dimulai dengan menerapkan lebih dari 90 persen komitmen Perjanjian Stockholm yang diberlakukan sejak beberapa bulan lalu terkait Hudaydah, tapi pihak lawan “sama sekali tidak menempuh langkah apapun dalam perjanjian ini”.
“Negara-negara agresor bukannya menempuh langkah kongkret menuju perdamaian, tapi malah meningkatkan perang ekonominya dengan cara meningkatkan aksi-aksi para sniper dan penahanan kapal-kapal pembawa bahan makanan, obat-obatan, dan produk minyak,” lanjutnya.
Baca: Ini Komentar Saudi Mengenai Klaim Kemenangan Besar Pasukan Yaman di Jizan
Dia menegaskan bahwa sikap pihak koalisi terkait perdamaian hanya sebatas retorika dan tidak menyentuh keadaan di lapangan. Karena itu, dia mendesak PBB agar menunaikan tanggungjawabnya dengan mengaktifkan bandara internasional Sanaa demi tujuan kemanusiaan, dan tidak terus menerus menyesuaikan diri dengan blokade yang diterapkan pasukan koalisi terhadap Yaman. (mm/raialyoum)