Saudi Abaikan Tekanan Trump untuk Hentikan Perang Harga Minyak

0
868

Sumber foto: Al-Jazeera

Riyadh,LiputanIslam.com—Kerajaan Arab Saudi mulai mendeklarasikan perang harga minyak usai Rusia menolak permintaan untuk mengurangi produksi di tengah minimnya konsumsi minyak saat wabah Covid-19 melanda dunia.

Menurut pantauan Al-Jazeera, kerajaan Saudi telah mengumumkan pada Jum’at (27/3) ihwal keengganannya berunding dengan Rusia untuk menstabilkan harga minyak, meskipun ada tekanan dari Amerika Serikat (AS) untuk mengakhiri perang harga minyak.

Pakta permintaan selama tiga tahun yang pernah disepakati antara organisasi negara penghasil minyak pimpinan Arab Saudi (OPEC) dengan Rusia hancur berantakan usai Rusia menolak untuk mengurangi jumlah produksi seperti yang diminta oleh kerajaan Arab Saudi.

Merespon penolakan Rusia, Arab Saudi segera menjatuhkan harga minyak dan memproduksi minyak dalam skala besar. Harga minyak yang ditawarkan Arab Saudi ke pasar global terjun ke angka $25/barel.

“Sampai saat ini, belum ada komunikasi antara Rusia dan Arab Saudi ihwal kesepakatan stabilisasi harga minyak,” ucap seorang pejabat di kementerian energi Arab Saudi, kepada para produsen minyak dunia.

Baca: Taliban Tolak Berunding dengan Delegasi Pemerintah Afghanistan

Penurunan harga minyak Arab Saudi berdampak langsung pada produsen energi AS. Industri energi AS terancam hancur, sebab biaya produksi mereka jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Saudi dan Rusia.

Pemerintah AS telah berupaya menyelamatkan para produsen minyak yang telah menghabiskan dana triliyunan dolar. Enam senator AS telah melayangkan surat kepada Menlu AS, Mike Pompeo, dan menyebut Saudi dan Rusia telah memulai perang ekonomi melawan AS dan mengancam dominasi pasar energi AS.

Bahkan, mereka meminta Arab Saudi untuk keluar dari OPEC, menarik kembali putusan penurunan harga minyak, dan bermintra dengan AS di bidang proyek-proyek energi strategis.

Dua orang senator AS dari kawasan penghasil minyak mengancam akan mengusulkan undang-undang yang meminta seluruh tentara AS hengkang dari kerajaan.

Sementara itu, presiden Trump menyebut akan melibatkan diri ke dalam perang harga minyak antara Arab Saudi dan Rusia bila waktunya tepat. (fd/Al-Jazeera)

DISKUSI: