Normalisasi Hubungan dengan Israel, Syarat Dicoretnya Sudan dari Daftar Hitam

0
767

Khartoum,LiputanIslam.com-Harian terbitan Sudan, al-Rakoba, menyatakan, sebagian besar rakyat negara itu meyakini, pertemuan rahasia Abdulfatah Burhan (ketua Dewan Transisi) dengan Benyamin Netanyahu hanya bertujuan untuk menghapus Sudan dari daftar hitam.

Meski demikian, tulis al-Rakoba, pertemuan di Uganda itu menyimpan fakta lain di baliknya.

Fakta yang diungkap harian Sudan itu didasari sebuah laporan dari harian Israel,  Haaretz. Dalam laporan itu disebutkan, Sudan hanya akan dicoret dari daftar hitam jika bersedia menormalisasi hubungan dengan Rezim Zionis.

Menurut Haaretz, dicabutnya sebagian besar embargo ekonomi dan dagang Sudan oleh AS pada Oktober 2017 lalu dilakukan atas permintaan Tel Aviv.

Harian berbahasa Ibrani ini menegaskan, AS dan negara-negara besar lain yang dekat dengan Tel Aviv mengajukan syarat dihapusnya Sudan dari daftar terorisme, yaitu menjalin hubungan dengan Israel.

Haaretz mengklaim, Rezim Zionis akan mengkondisikan agar lembaga-lembaga Dewan Transisi Sudan bisa bertahan, sehingga bisa meraih stabilitas politik, keamanan, dan ekonomi.

PM Israel dalam kampanyenya pekan ini menyinggung hubungannya dengan Sudan. Netanyahu mengatakan, pihaknya akan mengupayakan kepulangan para pengungsi Sudan hingga normalisasi hubungan bisa diwujudkan.

Upaya Abdulfatah Burhan untuk berhubungan dengan Israel mendapat penolakan dan penentangan keras dari dalam negeri Sudan. (af/yjc)

Baca Juga:

Tanggapi Hasil Pemilu Israel, Sekjen PLO: Apartheid Menang

Keserakahan Erdogan Membuatnya Mendukung Teroris Suriah

DISKUSI: