Yenny Wahid: Perempuan Indonesia, Perempuan Toleran

0
461

Sumber: nu.or.id

Jakarta, LiputanIslam.com– Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid menyatakan bahwa perempuan Indonesia merupakan perempuan yang toleran dan anti radikalisme. Perempuan Indonesia cinta perdamaian. Bahkan berdasarkan hasil survei yang melibatkan responden pria dan wanita, masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang suka hidup damai dengan orang lain.

“Ini sungguh luar biasa. Perempuan adalah makhluk yang toleran. Mereka memberikan kesempatan bagi orang lain untuk hidup dengan damai,” ucapnya pada acara pembukaan Festival Toleransi Rakyat (Peace Festival 2018) yang digagas Wahid Foundation, di Jakarta, pada Jumat (9/2).

Menurut Yenny, Peace Festival 2018 merupakan bagian dari program Wahid Foundation Women for Inclusive Society (WISE) yang tujuan programnya adalah mengajak kaum perempuan untuk mencoba suatu hal yang baru. “Jika kita mencoba sesuatu yang baru, akan muncul dua kemungkinan, gagal atau berhasil. Jika gagal kita akan tetap di tempat, tapi kalau berhasil akan luar biasa,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, sebenarnya kaum perempuan memiliki potensi luar biasa, namun selama ini masih kurang dihargai. Yenny juga berharap para perempuan di desa-desa menjadi agen perdamaian di desanya masing-masing. “Walau perempuan-perempuan ini berasal dari desa, mereka adalah sosok perkasa yang memiliki kekuatan besar. Kekuatan ini perlu dibangkitkan sehingga mereka bisa menjadi inspirasi bagi warga desanya,” ungkapnya.

Pada kesempatan itu, ia juga mengatakan bahwa Festival Toleransi menjadi penting karena efeknya langsung mengena di masyarakat. “Karena itulah Wahid Foundation mengajak kaum perempuan untuk membangun kemandirian ekonomi, membangun usaha bersama, untuk merekatkan toleransi dan meminimalkan konflik,” ujar Yenny.

Terakhir, Yenny berpesan kepada para peserta fashion show dan seluruh hadirin agar menjadi penyebar perdamaian di daerah masing-masing. Perempuan tidak hanya cantik parasnya, tapi juga cantik hatinya. “Itulah program yang kita jalankan selama ini, yakni  perempuan yang bisa memperjuangkan kohesi sosial,” tambahnya. (Ar/NU Online).

 

 

 

 

DISKUSI: