Suara Muhammadiyah, Media Pelopor Bahasa Indonesia

0
921

Sumber: suaramuhammadiyah.id

Yogyakarta, LiputanIslam.com– Redaktur Pelaksana Suara Muhammadiyah, Isngadi Marwah Atmadja ikut menanggapi atas penghargaan yang diberikan Pantia Hari Pers Nasional (HPN) 2018 kepada Suara Muhammadiyah sebagai “Media Dakwah Perjuangan Kemerdekaan RI dalam Bahasa Indonesia”. Menurutnya, Suara Muhammadiyah (SM) merupakan media pelopor Bahasa Indonesia, yakni sudah dimulai sejak tahun 1922.

“Pada tahun 1921, SM awalnya menggunakan Bahasa Jawa. Tahun 1922, SM sudah menggunakan 2 bahasa, yaitu Bahasa  Jawa dan Indonesia (Melayu). Pada tahun 1923, SM total menggunakan Bahasa Indonesia,” ujarnya di Yogyakarta, seperti dilansir suaramuhammadiyah.id, pada Sabtu (27/1).

Menurut Isngadi, pada tahun 1924, majalah Suara Muhammadiyah yang terbit di Yogyakarta telah memperkenalkan kata “Indonesia” dalam sebuah tulisannya. Di artikel itu tertulis dengan jelas, “Awas untuk anak Indonesia….”

Satu tahun berikutnya, lanjut dia, pada tahun 1925 di box redaksi Suara Muhammadiyah tercantum kata Indonesia. Di situ tertulis, “SOEARA MOEHAMMADIJAH dikeluarkan oleh Perkoempoelan Moehammadijah Bg. TAMAN POESTAKA (INDONESIA).

“Jadi, sebelum Sumpah Pemuda tahun 1928, SM sudah memperkenalkan kata Indonesia. SM sudah memperkenalkan kata Indonesia 4 tahun sebelum dideklarasikan dalam Sumpah Pemuda,” ucapnya.

Bahkan majalah SM tahun 1931 dalam satu tajuknya mengkritik suasana kongres Muhammadiyah yang sebagian peserta berkomunikasi dengan bahasa Jawa. padahal semestinya para peserta kongres menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

“Menurut SM tahun 1931, harusnya semua peserta berkomunikasi di forum resmi maupun di luar forum sidang, dengan Bahasa Indonesia. Oleh karena itu, jika SM dijadikan sebagai Media Dakwah Perjuangan Kemerdekaan RI dalam Bahasa Indonesia, maka sudah sepantasnya,” terang Isngadi..

“Sebelum banyak yang berfikir dan mengatakan tentang persatuan , SM sudah mengkritik orang yang tidak mau berkomunikasi dengan bahasa Indonesia,” tambahnya. (Ar/Suara Muhammadiyah).

 

DISKUSI: