Imam Besar Istiqlal: Perangi Terorisme Demi Masa Depan Bangsa
Belitung, Liputanislam.com– Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, KH Nasaruddin Umar menegaskan bahwa aksi terorisme harus diperangi. Upaya melawan terorisme adalah tugas kita semua demi masa depan bangsa. Hal itu disampaikan Kiai Nasaruddin pada kegiatan Penguatan Kapasitas Penyuluh Agama dalam Menghadapi Radikalisme yang diadakan di Kabupaten Belitung, Bangka Belitung, pada Kamis (27/9).
“Jika tidak sekarang kita bergerak (mencegah), anak cucu keturunan kita yang akan menderita. Pertaruhan dari perang melawan terorisme ini adalah masa depan bangsa ini,” tegasnya.
Kiai Nasaruddin mengingatkan bahwa perang melawan terorisme adalah bagian dari jihad yang sebenarnya, karena kejahatan itu mengatasnamakan agama sebagai tamengnya. “Kita tentu tidak rela agama yang kita yakini kebenarannya disebut mengajarkan terorisme,” ucapnya.
Semua agama tidak ada yang mengajarkan terorisme. Islam sendiri secara harfiah memiliki arti damai.Sehingga, lanjut dia, sangat tidak masuk akal jika Islam dikambinghitamkan sebagai agama yang membenarkan adanya aksi terorisme.
“Tidak hanya Islam, saya yakin semua agama tidak membenarkan terorisme. Terorisme adalah kejahatan kemanusiaan, dan tugas bapak ibu sebagai mubalig untuk menyuarakannya ke masyarakat,” ujarnya.
Ia menambahkan, 6.666 ayat Al-Qur’an jika disarikan hanya terdiri dari 7 ayat di surat al-Fatihah. Jika disarikan lagi ada di ayat pertama, basmallah, dan akan semakin sempit menjadi 2 kata jika disarikan ulang. “Dua kata itu adalah rahman dan rahim, pemurah, kasih sayang. Dua kata itu dalam bahasa arab berasal dari kata dasar yang sama, artinya cinta. Bagaimana mungkin kemudian Islam dengan Al-Qur’annya disebut membenarkan terorisme,” terangnya.
“Islam yang mayoritas jadinya pelindung. Berikan jaminan minoritas dapat mengamalkan agamanya dengan baik. Kemampuan menjaga harmoni antarumat beragama akan menjadi benteng terhadap masuknya radikalisme dan terorisme,” tambah Kiai Nasaruddin. (ar/NU Online).