Gus Yahya: Kita Bersyukur Lahir di Indonesia
Mojokerto, Liputanislamcom– Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengungkapkan bahwa kita mesti bersyukur karena lahir dan hidup di Indonesia. Keadaan geopolitik dan ekonomi Indonesia cenderung stabil dan terkendali. Bahkan dalam sejarah, peradaban kemanusiaan Indonesia dari abad ke abad selalu mengarah pada peradaban yang manusiawi (Peradaban yang baik).
“Semenjak zaman Majapahit, Wali Songo, Jaman Kolonial, Orde Lama, Orde Baru, Hingga orde Reformasi saat ini, peradaban bangsa kita masih ada di trak yg terkendali,” ucapnya pada acara dialog dengan santri di Pesantren Al-Amin, Sooko, Mojokerto Jawa Timur, pada Kamis (27/9).
Menurut Gus Yahya kondisi Indonesia cukup stabil dibanding dengan negara lain. Bahkan dunia hari ini menghadapi berbagai dinamika peradaban. Dampak dari perang dagang Internasional telah memimbulkan banyak negara yang terpuruk. Salah satu contohnya adalah Venezuela.
“Negara ini masih belum mampu bangkit dari keterpurukan runtuhnya nilai mata uang, hingga masyarakat Venezuela memilih sistem barter dalam transaksi ekonominya,” terangnya.
Begitu juga keadaan Timur Tengah, lanjutnya, terus terjadi konflik yang tidak berkesudahan. “Masalah ideologi juga menjadi sebuah masalah tersendiri dalam peradaban dunia saat ini. Gejolak perang di Timur Tengah yang kita tidak pernah tahu kapan perang itu akan di akhiri,” ujar Gus Yahya.
Terkait persoalan ideologi, sebenarnya Indonesia juga pernah mengalaminya, yakni ketika ideologi Partai Komunis Indonesia (PKI) berlawanan dengan ideologi negara (Pancasila). “Penumpasan gerakan makar PKI tahun 1965 dan berbagai gerakan yg menggangu hubungan berbangsa, NU selalu hadir meyelesaikan problematikanya,” tandasnya.
Pada kesempatan itu, Gus Yahya juga mendorong kiai-kiai NU dan warga NU (Nahdliyin) untuk menjadi yang terdepan dalam mengawal peradaban menjadi lebih manusiawi. Para kader NU bisa benar-benar menjadi penentu arah dan tujuan dari peradaban masa depan Indonesia dan dunia. (ar/NU Online).