Amin Abdullah: Agama Harusnya Membahagiakan

0
1061

Sumber: ngopibareng.id

Jakarta, LiputanIslam.com– Guru Besar Ilmu Filsafat Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Dr. M. Amin Abdullah menyoroti kehidupan beragama belakangan ini yang menurutnya kurang mencerahkan dan membahagiakan. Padahal beragama itu seharusnya membahagiakan.

Hal itu disampaikan Amin saat mengisi Pengajian Bulanan Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang mengangkat tema “Beragama yang Membahagiakan” di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, seperti dilansir suaramuhammadiyah.id, pada Senin (11/2).

“Agama harusnya membahagiakan. Jika agama tidak membahagiakan, kemungkinan ada sesuatu yang salah dalam kita beragama. Saat ini agama terasa tidak membahagiakan,” katanya.

Kurang bahagia tersebut, menurut Amin, terlihat dari fenomena di dunia nyata dan dunia maya. Di media sosial (medsos), dalam hal beragama, banyak orang menjadi saling menyalahkan, saling membid’ahkan, bahkan saling mengkafirkan. Ini pertanda orang beragama yang tidak bahagia. “Nabi Muhammad diutus bukan untuk menakut-nakuti, namun untuk membahagiakan dan mencerahkan kanan kiri,” ungkapnya.

Penyebabnya adalah karena keberagamaan kita belum menyentuh rohani yang mendalam atau terjebak pada agama yang terlembaga. “Ketika agama melembaga menjadi institusi, ketika agama dikurung dalam tembok-tembok, di situ sebenarnya sumber masalahnya. Agama yang memcerahkan itu tidak bisa dikurung-kurung seperti ini. Tidak boleh tersekat-sekat. Sekarang ini, agama tersekat-sekat. Jangankan dengan orang lain, dengan sesama teman seorganisasi kita sendiri saja, kadang saling sikut-menyikut,” ucapnya.

Menurut Amin, institusi atau terlembaga itu bagus, tetapi jangan sampai kehilangan aspek rohaniyah beragama. “Ini bahasa tingkat tinggi. Hati nurani harus dijaga, harus jernih, harus dihidupkan. Kalau tidak, maka tidak bahagia dan tidak bisa mencerahkan. Simpati, empati terhadap orang lain itu dari hati nurani, bukan dari akal. Rahmat itu sumbernya dari hati nurani,” tandasnya. (aw/suaramuhammadiyah).

DISKUSI: