Mossad Gemar Umbar Aksi-aksinya, Sinyal Kekuatan atau Kelemahan?
LiputanIslam.com-Sejak beberapa tahun terakhir, Rezim Zionis di bawah kepemimpinan Benyamin Netanyahu bisa dikatakan telah melepaskan kebijakan-kebijakan rahasianya dan mulai menampakkannya secara terbuka.
Israel kini membeberkan semua aksinya, seperti aksi teror atau hubungan dengan para pemimpin Arab untuk mewujudkan normalisasi. Saat ini, membuat kehebohan dan mengumbar kebanggaan menjadi salah satu karakteristik menonjol kebijakan Netanyahu.
Kehebohan media Israel usai teror terhadap Mohsen Fakhrizadeh bisa terlihat jelas. Statemen para petinggi Israel, terutama Netanyahu dan Direktur Mossad Ely Cohen, menunjukkan keterlibatan Rezim Zionis dalam kejahatan ini.
Harian Yedioth Ahronoth bahkan sampai menukil dari sumber-sumber keamanan, bahwa Mossad pada tahun 1993 telah menugaskan seorang agen untuk mendekati Fakhrizadeh, sehingga ia bisa merekam suaranya saat bicara soal program nuklir militer Iran!
Kisah ini mengingatkan kepada film-film James Bond. Media-media Arab, terutama media Saudi seperti al-Arabiya dan al-Hadath, juga Sky News (milik UEA), menganggapnya sebagai capaian besar Netanyahu dan Cohen.
Namun mereka lupa bahwa dusta semacam ini tak bisa mengelabui audiens. Bagaimana mungkin Mossad bisa menugaskan seorang mata-mata selama 27 tahun untuk mendekati Fakhrizadeh? Bagaimana bisa Israel, dengan statemen ini, membocorkan dan mengorbankan seorang agen sepenting ini? Kenapa Mossad sendiri yang justru membongkar aksi para agennya?
Netanyahu dan Cohen menyangka bahwa dengan kehebohan kosong semacam ini, mereka bisa menciptakan keraguan dalam struktur keamanan Iran. Mereka berusaha mengesankan sanggup menyusupkan agen-agen Israel ke tengah para ilmuwan Iran dan menghalangi aktivitas mereka.
Namun Netanyahu dan Cohen ditampar oleh disahkannya UU Tindak Strategis Pencabutan Sanksi dan Perlindungan Kepentingan Bangsa Iran baru-baru ini. Dengan UU ini, Parlemen Iran mewajibkan Pemerintah untuk mengayakan uranium hingga 20 persen, serta meminta Badan Energi Atom Iran untuk menggunakan sentrifugal generasi 6 dan 8 dalam programnya. Parlemen Iran pun meminta agar fasilitas nuklir Arak kembali diaktifkan seperti sedia kala.
Mossad di era Netanyahu tak hanya membuat kehebohan terkait Iran saja. Ketika Israel menjalin hubungan rahasia dengan sebagian negara Arab, terutama Saudi, media-media Israel membocorkan pertemuan Netanyahu-Bin Salman di Neom hanya tiga jam usai pertemuan itu.
Netanyahu sendiri juga membongkar pertemuan itu, sehingga membuat Bin Salman marah dan menolak menemui delegasi keamanan Israel yang dipimpin Cohen.
Mossad menyembunyikan kelemahannya di hadapan Poros Perlawanan di balik semua kehebohan ini. Semua kegaduhan ini juga menunjukkan ketidakmampuan Netanyahu di hadapan pengadilan dan dakwaan korupsi atasnya, juga ketidakbecusannya untuk membentuk kabinet.
Oleh karena itu, Netanyahu tak punya pilihan selain mengarang kisah-kisah heboh dan imajinatif ini, untuk menunjukkan kepada orang-orang lain bahwa ia telah merendahkan para penguasa Arab seperti Klan Saud, Klan Zayed, dan Klan Khalifa, sehingga mereka mengemis-ngemis untuk berkompromi demi menutupi kelemahan mereka. (af/alalam)
Baca Juga:
Tuding Israel Terlibat, Iran Identifikasi Para Perencana Pembunuhan Ilmuwan Nuklirnya
Jihad Islami: Dengan Meneror Fakhrizadeh, Israel Ingin Merampas Apa yang Kami Miliki