Mengapa Israel Mendadak Mengaku Terlibat dalam Pembunuhan Jenderal Soleimani?
LiputanIslam.com – Untuk pertama kalinya, Rezim Zionis Israel melalui mulut kepala intelijen Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Mayjen Tamir Hayman mengaku terlibat dalam serangan teror militer Amerika Serikat (AS) yang menggugurkan komandan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Jenderal Qassem Soleimani, di dekat Bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari 2020.
Pengakuan itu dinyatakan dalam sebuah wawancara dengan Israel Intelligence Heritage and Commemoration Center sembari menyebut pembunuhan itu sebagai salah satu dari “dua pembunuhan signifikan dan penting” selama masa jabatannya, yang mencakup pembunuhan pemimpin Jihad Islam Baha Abu al- Ata.
Menariknya lagi, pengakuan itu meluncur hanya beberapa hari setelah mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengakui bahwa entitas Israel telah mengecewakan dirinya dan menggunakannya untuk melakukan pembunuhan Soleimani, menurut situs Axios.
Situs AS itu mengutip pernyataan seorang pejabat senior di pemerintahan AS sebelumnya bahwa operasi itu memicu krisis antara Washington dan Tel Aviv, setelah Tel Aviv gagal memainkan perannya dalam mengimplementasikan operasi tersebut, dan bahwa Trump berjanji untuk mengungkapkan rinciannya pada waktu yang tepat.
Apa yang disebut-sebut sebagai krisis antara AS dan Israel adalah ibarat perselisihan antara sesama maling yang sama-sama melakukan aksi pencurian tapi kemudian bersengketa ihwal pembagian hasil curian.
Semua orang mengetahui bahwa AS dan Israel bermitra dalam semua kejahatan terhadap rakyat di kawasan Timur Tengah, terutama di lingkungan Poros Resistensi. Israel tak melakukan kejahatan apa pun tanpa lampu hijau AS, sementara AS pun juga tak melakukan kejahatan tanpa berkoordinasi dengan Israel. Tangan keduanya sama-sama berlumuran darah kaum merdeka Arab dan Muslim di Timur Tengah.
Terlepas dari motif dan tujuan pengakuan Tamir Hayman tersebut maupun ihwal kebersamaannya dengan ancaman Trump untuk mengungkap pengkhianatan Israel terhadapnya dalam aksi pembunuhan itu, Israel kini praktis menyatakan siap memikul tanggung jawab seberat apapun, cepat atau lambat, atas apa yang dia lakukan.
Pengakuan Israel atas perannya dalam kejahatan tersebut sebenarnya tidak mengejutkan. Sebaliknya, yang mengejutkan adalah keterlambatan dalam mengakui peran itu, sementara Soleimani adalah orang yang jelas-jelas andil besar di balik semua keresahan dan kecemasan yang kini mencekam Israel.
Soleimani adalah orang yang telah meruntuhkan pamor Israel dan tentaranya, membuyarkan agenda Zionis di Lebanon, Irak, Suriah dan kawasan secara umum, dan membuat rezim penjajah Palestina itu terkepung oleh para pejuang resistensi dari semua arah.
Banyak pengamat menilai pengakuan yang mendadak dinyatakan Israel setelah sekian lama menyangkal itu dilakukan demi menutupi kepanikan yang menyelimutinya atas perkembangan situasi militer dan keamanan yang terjadi di kawasan, yang semuanya tidak mendukung kepentingan Israel, terutama setelah kemampuannya menyusut dalam upaya merongrong pihak-pihak yang dianggapnya sebagai musuhnya.
Kecuali itu, kabar-kabar seputar pembicaraan nuklir Iran di Wina yang terjadi bersamaan beredar berita-berita seputar tekad AS untuk meninggalkan kawasan Timteng, juga mendorong Israel untuk melontarkan pengakuan tersebut dengan tujuan mengingatkan Washington bahwa AS adalah sekutu Israel yang sesungguhnya, mitra Israel yang selama ini ikut andil dalam semua kejahatan Israel di kawasan.
Dengan cara demikian Israel berharap AS tak akan meninggalkan Israel sebagaimana para sekutu lain mengabaikannya. Israel tak ingin terlantar di tengah ketakutan.
Tapi sayang, dengan melontarkan pengakuan sedemikian rupa rezim Zionis justru terjebak pada keadaan yang akan semakin menyeramkan bagi dirinya, sebab mereka berhadapan dengan bukan dengan sembarang kekuatan, melainkan dengan Poros Resistensi yang sudah sekian dekade tak pernah surut militansinya dalam melawan Zionisme dan imperialisme di Timteng dan jantung Dunia Islam, meski badai demi badai tekanan datang silih berganti. (mm/alalam)
Baca juga: