Kiai Said Aqil Sebut Pemerintah Tinggalkan Santri, Apa Maksudnya?

0
673

Ketum PBNU, Kiai Said Aqil Siraj. Sumber: Kabar24

Jakarta, LiputanIslam. Com—Kritikan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) terhadap pemerintah akhir-akhir ini ramai menjadi perhatian publik.

Dalam konferensi pers tentang refleksi akhir tahun di kantor PBNU, Jakarta,  pada Kamis (2/1) lalu,  Kiai Said Aqil Siraj menyebut rakyat hanya jadi kendaraan politik yang hanya dipakai saat kontestasi berlangsung.

“Di kita sudah jadi korban,  kita sudah ditinggal,  kita selalu dilecehkan.  Ketika ada kepentingan politik,  kita diajak. Sudah selesai kita ditinggal,  rakyat ditinggal, ” ucapnya.

Kiai Said menyebut santri hanya jadi kendaraan politik.

“Bukan hanya santri, tapi rakyat hanya diuntungkan suaranya kompilasi plihan umum, ”ujar Ketum PBNU itu.

Baca: PBNU, Ada Kepentingan Politik Rakyat Diajak, Setelah itu Ditinggal

Menanggapi pernyataan Kiai Said tersebut, Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Daniel Johan menyebut bahwa pernyataan itu sangat mungkin ada kaitannya dengan tak diakomodasinya NU dalam kabinet Joko Widodo-Ma’ruf Amin. “Saya rasa tidak hanya terbatas masalah kabinet, tapi bisa saja itu salah satunya,” ujar Johan kepada Republika, Kamis (2/1).

Meski begitu,  Johan menilai pernyataan Kiai Said juga berhubungan dengan ekonomi umat. Di mana, ekonomi seharusnya menyejahterakan masyarakat tingkat mana saja. “Prinsipnya implementasi ekonomi Pancasila, perkuat ekonomi menengah ke bawah. Salah satunya, angka kesejahteraan petani,” ujar Johan.

Untuk itu, pemerintah sebaiknya juga mendengar curahan hati dari Kiai Said. Menurut Johan, ia adalah perwakilan umat yang dapat menjadi masukan bagi pemangku kekuasaan. (Ay/Republika/rmolbanten. Com)

DISKUSI: