Media AS Kisahkan (Lagi) Fiksi Peran Iran dalam Serangan ke Aramco

0
532

Teheran,LiputanIslam.com-Kantor berita Reuters memublikasikan ‘laporan khusus’ terkait serangan ke fasilitas minyak Aramco. Reuters mengklaim, laporannya memuat detail rapat perencanaan yang diadakan 4 bulan sebelum serangan ke Aramco, yaitu di bulan Mei.

Pertama-tama, saya ingin mengisahkan sebuah berita yang saya peroleh dari kawan saya. Setelah itu, saya akan membahas laporan Reuters.

Inilah berita yang dikirim dari Riyadh: “Polisi Abu Dhabi menahan seorang pria yang tengah membersihkan mobil barunya. Dia tiba-tiba sadar bahwa anak usia dua tahunnya menggores-gores mobil dengan paku. Pria itu marah besar dan segera memukuli anaknya, tanpa menyadari bahwa ia menghajar anaknya dengan palu.

Si ayah terlambat menyadari perbuatannya. Dia lalu membawa anaknya ke rumah sakit. Ternyata anaknya harus kehilangan salah satu jarinya karena dipukuli palu. Saat si anak melihat ayahnya, dia bertanya,”Ayah, kapan jariku bisa tumbuh lagi?” Pertanyaan itu bak petir yang menyambar di siang bolong. Si ayah lalu mendatangi mobilnya, kemudian merusaknya. Dia terduduk di depan mobilnya dan menyesali perbuatannya terhadap si anak. Pandangannya tertumbuk ke tempat goresan paku di mobil, dan ternyata di situ tertulis “aku sayang Ayah.” Hari berikutnya, si ayah bunuh diri karena tak kuasa menanggung siksaan batin. Tamat.”

Mari kita kaji kisah ini.

Memangnya ada orang yang membersihkan mobil dengan palu? Apa kaitan palu dengan cerita ini?

Adakah anak usia 2 tahun yang bisa menulis “aku sayang Ayah” dan mengatakan,”Ayah, kapan jariku bisa tumbuh lagi?”

Apa hubungan polisi Abu Dhabi dengan Riyadh?

Mana mungkin polisi menahan si ayah, padahal dia sudah bunuh diri?

Kebanyakan peristiwa terkait politik, agama, dan kepercayaan memiliki muatan emosional. Sebagian pendengar juga hanya memerhatikan sisi emosionalnya tanpa berusaha menalarnya terlebih dahulu. Hikmah dari kisah di atas adalah “jangan percayai semua yang dikatakan orang-orang, dan jangan ceritakan apa pun yang kau dengar.”

Baca: Terungkap, AS dan Israel Galang Aliansi Teroris Besar di Delapan Negara

Kini mari kita lihat ‘laporan khusus’ Reuters soal serangan ke fasilitas minyak Aramco.

Sama seperti berita-berita tak berdasar lain atau yang publikasinya mengincar suatu tujuan, laporan ini juga diawali dengan “kutipan dari sumber terpercaya.”

Supaya skenario ala Hollywood ini lebih sempurna, Reuters harus mengungkap bahwa perencanaan serangan ke Aramco telah digodok sejak lama. Dengan demikian, bisa dimaklumi kalau sistem pertahanan AS yang dibeli Saudi senilai milyaran dolar tak sanggup melacak serangan nirawak dan rudal, yang menurut informasi resmi, berlangsung selama 18 menit tersebut.

Sebab itu, perencanaan serangan ini harus dikesankan telah dilakukan selama berbulan-bulan. Rapat perencanaan juga diklaim dihadiri komandan satuan khusus angkatan bersenjata Iran dan IRGC (yang dicantumkan AS dalam daftar teroris).

Anda keliru jika menyangka persoalan sudah selesai di sini. Sebab, teka-tekinya masih mengambang. Teka-tekinya adalah: jika memang rapat-rapat ini ada, semestinya itu diadakan di tempat rahasia yang mustahil ditembus. Namun ternyata dikisahkan bahwa info rapat itu dibocorkan sejumlah informan, yang dalam hal ini adalah ‘sumber-sumber terpercaya’ Reuters.

Supaya ceritanya lebih emosional lagi, maka harus ada persetujuan final dari pemimpin tertinggi Iran usai diadakannya banyak rapat. Menurut klaim Reuters, Ayatullah Ali Khamenei menyetujui serangan dengan syarat “tidak menimbulkan korban warga sipil dan AS.”

Lalu apa motif di balik serangan ini? Motifnya, kata Reuters, jelas, yaitu bahwa Iran berniat membalas keluarnya Washington dari JCPOA dan sanksi-sanksi ekonomi atas Teheran. Iran juga diklaim berupaya menghindari konfrontasi langsung dengan AS. Anehnya, setelah melaporkan nilai kerugian Aramco dan tuduhan sejumlah pihak atas keterlibatan Iran, Reuters masih tidak bisa memastikan manakah komandan atau kelompok Iran yang melakukan serangan ini.

Berdasarkan laporan Reuters dan Wall Street Journal, petinggi AS mengirim laporan kepada Saudi bahwa Iran meluncurkan lebih dari 20 nirawak dan rudal ke Aramco. Meski demikian, para petinggi Saudi masih menyangsikan kepastian informasi ini.

Selain pejabat Saudi, CIA dan Pentagon sendiri enggan mengomentari laporan di atas. Dengan menggabungkan informasi ini dengan laporan Reuters, kita akan memahami bahwa laporan tersebut “lebih ringkih dari sarang laba-laba.”

Terkait klaim bahwa Iran enggan berkonfrontasi langsung dengan AS, harus dikatakan bahwa tak ada yang meragukan kemampuan pertahanan Iran. Dalam hal ini, Iran tak berbasa-basi dengan negara mana pun. Iran akan membalas tiap serangan atau gangguan terhadap kedaulatannya dengan jawaban tegas. Bukti terbaiknya adalah serangan ke pangkalan ISIS di Deir az-Zour, ditembaknya nirawak Global Hawk, dan ditahannya kapal Inggris.

Meski demikian, Iran dalam tiga abad terakhir tidak pernah memulai perang mana pun. Iran juga tidak membalas dendam kepada negara-negara yang menyerangnya atau terlibat dalam agresi kepadanya. Semestinya, satu isyarat ini bisa dipahami orang berakal mana pun. (af/alalam)

 

DISKUSI: