22 Orang Terluka Akibat Ricuh Penggusuran Warga Pancoran oleh Pertamina

0
1224

Polisi menembakkan gas air mata ke massa di Jalan Pancoran Raya, Pancoran, Jakarta Selatan pada Rabu (17/3/2021) sekitar pukul 23.04 WIB. (Sumber: Wartakotalive)

Jakarta, LiputanIslam.com—Sebanyak 22 orang mengalami luka-luka akibat kericuhan pada Rabu (17/3) malam di tengah sengketa tanah dan penggusuran warga Gang Buntu II, Pancoran, Jakarta Selatan, oleh PT Pertamina Training and Consulting (PTC).

Perwakilan warga Gang Buntu II, Pancoran, yang tergabung dalam Forum Pancoran Bersatu mengaku mengalami kekerasan dalam upaya penggusuran kembali yang dilakukan Pertamina.

Menurut pengakuan warga, serangkaian upaya penggusuran paksa dilakukan beberapa kali dengan intimidasi dan kekerasan. Kekerasan kembali terjadi pada Rabu (17/3) malam dan mengakibatkan puluhan orang luka-luka.

“Jumlah data korban kekerasan Pancoran 22 orang. Dengan rincian korban luka ringan 15 orang, korban luka berat 7 orang. Seorang warga dengan luka berat masih dirawat di RS Tebet,” kata Perwakilan Forum Pancoran Bersatu, Leon Alvinda Putra pada Kamis (18/3) dini hari.

Dilansir dari CNN Indonesia, Leon mengatakan warga yang dirawat mengalami luka berupa kepala bocor dan kaki sobek.

Kronologi Kericuhan

Leon menceritakan, kericuhan bermula ketika organisasi masyarakat dan preman mendatangi lokasi pemukiman warga dan memblokade akses masuk dan pintu belakang Gang Buntu II sekitar pukul 15.00 WIB.

Warga kemudian menuntut preman-preman itu segera pergi karena terus melakukan intimidasi. Pihak ormas dan preman juga diminta segera mengembalikan sekolah PAUD di wilayah pemukiman yang dikuasai secara paksa.

Sekitar pukul 17.00 WIB, warga dan perwakilan forum melakukan negosiasi dengan pihak Pertamina, Polres Metro Jakarta Selatan dan Polsek Pancoran. Pertamina meminta warga mengirimkan perwakilan untuk melakukan mediasi. Namun warga menolak.

“Karena yang sudah-sudah mediasi hanya berujung intimidasi dan ancaman untuk menandatangani surat penerimaan kerohiman,” tutur Leon.

Buntut dari negosiasi itu, Pertamina akhirnya menyerahkan kembali bangunan sekolah PAUD ke warga. Namun aparat dan ormas tidak keluar dari wilayah pemukiman.

Sekitar pukul 18.30 WIB, Leon mengatakan kondisi sudah mulai memanas. Kericuhan kemudian pecah pukul 22.00 WIB. Ia menyebut ormas berupaya memprovokasi warga dan melempari batu ke arah warga sehingga terjadi bentrokan.

Leon mengatakan sempat ada tembakan gas air mata ke posko medis yang digunakan untuk mengungsikan warga yang luka-luka karena bentrokan. Karena kondisi yang tak kondusif, warga berupaya menghubungi ambulans dari rumah sakit terdekat.

Namun tidak ada yang mau menangani.

“Akses bantuan yang ingin masuk ke posko medis sulit dijangkau, karena seluruh pintu masuk ke Pancoran Gang Buntu II dijaga ketat oleh aparat,” ucapnya.

Sebelumnya, Pertamina mengklaim telah memiliki 25 sertifikat Hak Guna Bangunan yang dapat membuktikan kepemilikan lahan di Gang Buntu II secara hukum. (ra/cnn)

DISKUSI: