Zarif: Hampir 40 Tahun Iran Diancam, Tapi Tak Pernah Terbukti
Teheran, LiputanIslam.com – Menlu Iran Mohammad Javad Zarif menyatakan negaranya sudah hampir empat dekade negaranya mendapat ancaman serangan militer dari Amerika Serikat (AS) dan Israel, tapi sampai sekarang tak pernah ada buktinya.
“Sudah hampir empat dekade Iran menghadapi ancaman, tapi kesolidan bangsa Iran telah membuat pemerintah Amerika Serikat (AS), terutama pemerintahan Barack Obama, justru mau berunding dengan Iran setelah mereka yakin bahwa intimidasi dan tekanan bukannya membuahkan hasil yang diinginkan, tapi malah kontraproduktif sepenuhnya,” ungkap Zarif dalam wawancara dengan TV al-Mayadeen yang berbasis di Lebanon, Kamis (16/3/2017).
Dia mengajak negara-negara jirannya di kawasan Teluk Persia menggalang kerjasama regional dan tidak menggantungkan keamanan kepada pihak-pihak asing.
“(Kita) harus bekerjasama menjamin perdamaian di kawasan dan memulihkannya di Bahrain dan Yaman, serta membiarkan rakyat Suriah menentukan sendiri pilihannya dan memutuskan masa depannya. Saya kira Lebonon merupakan satu contoh di mana rakyatnya dibiarkan mengambil keputusannya sendiri, dan contoh ini membuktikan keberhasilannya,” imbau Zarif.
Mengenai ancaman Israel, dia mengatakan bahwa Rezim Zionis ini sudah sekian tahun mengangkat isu kesepakatan nuklir Iran dan mengesankan Iran sebagai ancaman keamanan demi menutupi kejahatannya yang terus berlanjut terhadap bangsa Palestina.
“Namun proses kesepakatan nuklir mengandaskan upaya mereka, dan Netanyahu (Perdana Menteri Israel) kini menggunakan segala upaya, termasuk (isu) sejarah… Iran selalu menghormati umat Nabi Musa as, di Iran terdapat banyak umat Yahudi, dan mereka bahkan memiliki perwakilan di parlemen. Karena itu pernyataan Netanyahu omong kosong belaka,” terangnya.
Mengenai kemungkinan Washington keluar dari perjanjian nuklir Iran, Zarif mengingatkan bahwa ini merupakan perjanjian multilateral dan didukung Dewan Keamanan PBB.
Dia mengatakan, “Ini merupakan kesepakatan semua pihak. Semuanya, kecuali AS dan Israel, meyakini perjanjian ini sebagai jaminan terbaik bagi keamanan, perdamaian dan stabilitas regional,.”
Dia memastikan bahwa Washington berpartisipasi dalam perundingan dengan Iran bukan karena mulai beriktikad baik terhadap Teheran, melainkan karena sudah menjajal semua opsi untuk memaksa Iran tapi hasilnya ternyata malah kontraproduktif. (mm/alalam)