Trump Tegaskan Al-Quds Tak Bisa Dirundingkan

0
430

Davos, LiputanIslam.com –  Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan bahwa masalah kota Al-Quds (Yerussalem) tidak akan dikemukakan dalam agenda perundingan damai antara Palestina dan Israel di masa mendatang.

Di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)  Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum /WEF) di Davos, Swiss, Kamis (25/1/2018), Trump  menilai orang-orang Palestina “tidak menghargai” AS, dan Washingtonpun akan membekukan bantuan senilai jutaan US$ kepada Palestina sampai pihak Palestina bersedia kembali ke meja perundingan dengan Israel di bawah prakarsa AS.

Dia juga mengatakan bahwa Kedubes AS untuk Israel di Al-Quds akan dibuka dalam jangka waktu satu tahun ke depan.  Dia menyebut tindakan ini “historis dan sangat penting.”

Presiden AS menyatakan masalah Al-Quds telah menjadi kendala bagi dialog Palestina-Israel, dan dalam hal ini dia menyalahkan pihak Palestina.

“Mereka tidak menghormati kami seminggu yang lalu dengan tidak memperkenankan wakil presiden kami yang hebat menemui mereka,” katanya dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di sela-sela KTT WEF.

“Kami memberi mereka ratusan juta… Uang itu tidak sampai kepada mereka kecuali mereka duduk dan menegosiasikan perdamaian,” lanjutnya.

Pihak Palestina segera bereaksi dengan menolak dan mengecam pernyataan Trump tersebut.

Jubir Presiden Palestina Nabil Abu Rudeineh kepada AFP mengatakan, “Kami menegaskan bahwa Palestina tidak akan kembali ke meja perundingan selagi pemerintah AS tidak menarik pengakuan Al-Quds sebagai ibu kota Israel.”

Anggota Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Hanan Ashrawi mengatakan, “Tidak adanya pertemuan dengan orang zalim Anda bukanlah bukti tidak adanya penghormatan, melainkan bukti penghormatan Anda atas diri Anda.”

Hubungan Palestina dengan AS memburuk sejak Trump merilis keputusan yang mengakui Al-Quds sebagai ibu kota Israel pada 6 Desember 2017.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas bahkan menolak ditemui oleh Wakil Presiden AS Mike Pence dalam safari perdananya ke Timteng yang berakhir dengan kunjungan ke Israel Selasa lalu (23/1/2018).

Rezim Zionis Israel menduduki Al-Quds sejak 1967 dan kemudian menjadikan kota suci ini sebagai ibu kotanya pada tahun 1980, sementara pihak Palestina tetap bersikukuh bahwa Al-Quds adalah ibu kota bagi negara Palestina yang harus ada di masa mendatang. (mm/rayalyoum)

DISKUSI: