Trump Dan Raja Salman Bicarakan Isu Rudal Yaman

0
700

Riyadh, LiputanIslam.com –  Raja Salman bin Abdulaziz dari Arab Saudi, Rabu (20/12/2017), mengadakan pembicaraan via telefon dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenai tindakan untuk “menghukum Iran yang telah membekali sekutunya, milisi Houthi, dengan rudal”.

Kontak telefon ini diadakan menyusul serangan rudal balistik Ansarullah (Houthi) di Yaman ke Riyadh, ibu kota Saudi, untuk kedua kalinya dalam dua bulan terakhir, dan Saudi lantas menuding Iran berada di balik serangan ini.

Kantor berita resmi Saudi, SPA, menyebutkan, “AS mengecam upaya kudeta milisi Houthi dan serangan rudal balistiknya terhadap Riyadh. “

Trump menilai “serangan yang menyasar ke kawasan permukiman itu pelanggaran terbuka terhadap kedaulatan Saudi”, dan AS mendukung upaya Saudi“melawan ancaman terhadap keamanan nasionalnya.”

Menurut SPA, Salman dan Trump telah membahas “langkah-langkah yang memadai untuk menerapkan resolusi-resolusi terkait dari Dewan Keamanan PBB dan menindak Iran atas agresi dan keterlibatannya dalam membekali Houthi dengan rudal untuk mengancam keamanan Saudi dan negara-negara lain di kawasan.”

Ansarullah melesatkan rudalnya ke Riyadh dengan sasaran Istana Yamamah , Selasa (19/12/2017), namun pasukan koalisi pimpinan Saudi mengaku berhasil menghadang dan meledakkan rudal itu di angkasa Riyadh.

Serangan serupa juga pernah dilakukan Ansarullah dengan sasaran bandara internasional King Khalid di Riyadh pada 4 November lalu, tapi pasukan koalisi pimpinan Saudi kemudian melontarkan klaim yang sama.

Dubes AS untuk PBB Nikki Haley, Kamis pekan lalu, mengaku memiliki bukti bahwa rudal Ansarullah yang ditembakkan ke Riyadh bulan lalu merupakan senjata yang “dibuat di Iran.”.

Selasa lalu AS mendesak PBB supaya menindak Iran yang disebutnya telah melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB dengan cara menyuplai rudal ke Ansarullah.

Saudi dan sekutunya yang tergabung dalam pasukan koalisi Arab telah melancarkan invasi militer ke Yaman sejak 26 Maret 2016 sampai sekarang dengan dalih memulihkan pemerintahan presiden tersingkir Abd Rabbuh Mansour Hadi melawan kelompok Ansarullah yang berhasil merebut Sanaa, ibu kota Yaman, dan beberapa provinsi di negara ini sejak 21 Septeber 2011. (mm/spa)

DISKUSI: