Sayyid Khamenei: Musuh Cari Kesempatan Untuk Menyerang Pemerintahan Islam
Teheran, LiputanIslam.com – Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menyatakan bahwa musuh-musuh negara ini tak pernah berhenti mengincar kesempatan untuk menghantam Iran. Di pihak lain oemerintah Amerika Serikat (AS) kembali meneriakkan dukungannya kepada unjuk rasa yang berlangsung di Iran sejak Kamis pekan lalu.
“Kami telah menyaksikan dalam peristiwa-peristiwa terbaru bahwa musuh menginvestasikan kapasitas keuangan, senjata, politik, dan badan-badan keamanannya untuk membangkitkan berbagai persoalan pada pemerintahan Islam (Iran),” ungkap Sayyid Khamenei di Teheran, ibu kota Iran, Selasa (2/1/2018).
“Banyak hal yang hendak saya katakan kepada rakyat kami yang mulia, tapi nanti saya sampaikan pada saatnya yang tepat,” lanjutnya.
Sementara itu, Presiden Iran Hassan Rouhani dalam kontak telefon dengan sejawatnya di Perancis, Emmanuel Macron, menegaskan penolakan tegas Iran terhadap Iranphobia. Rouhani juga mendesak Perancis agar menindak tegas para pegiat teroris yang ada di Perancis.
Dia juga menegaskan konsistensi Iran pada perjanjian nuklirnya selagi pihak lawan juga konsisten padanya.
Di pihak lain, Macron mengaku negaranya tidak memandang Iran sebagai poros kejahatan.
“Kami tidak akan pernah menerima pandangan yang menganggap Iran sebagai poros kejahatan, kami menganggap pandangan ini sebagai penyebab eskalasi ketegangan di kawasan,” katanya.
Dia juga mengakui dan mengapresiasi peranan besar Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) dalam penumpasan kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
“Peranan ini tak dapat dipungkiri, kami menghargai peranan ini,” ujar Macron.
Dia menambahkan, “Kami tidak menyokong kelompok-kelompok teroris, dan tidak akan akan membiarkan tindakan apapun anti negara lain dari negeri kami.”
Sementara itu, Dubes Amerika Serikat (AS) untuk PBB Nikki Haley, Selasa, meminta mengusulkan penyelenggaraan dua rapat darurat masing-masing di Dewan Keamanan PBB di New York, AS, dan di Dewan HAM di Jenewa, Swiss, untuk membahas “perkembangan situasi dan kebebasan yang dituntut oleh rakyat Iran.”
“Kita tak boleh diam, rakyat menuntut kebebasan,” tegasnya.
Senada dengan ini, Presiden AS Donald Trump kembali mencuit di Twitter, Selasa, untuk menunjukkan dukungannya kepada unjuk rasa protes di Iran yang telah menelan sejumlah korban jiwa.
“Rakyat Iran akhirnya beraksi melawan rezim brutal dan korup Iran,” tulisnya.
Dia mengecam pendahulunya, Barack Obama yang, menurutnya, telah mengucurkan uang justru untuk membantu terorisme Iran. Pernyataan ini mengacu pada dana Iran yang dicairkan Obama setelah Iran menyetujui pembatasan program nuklirnya. (mm/alalam/rayalyoum/newyorktimes)