Rusia Pastikan S-300 Telah Diserahkan Kepada Suriah, AS Belum Yakin
Moskow, LiputanIslam.com – Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu telah memastikan kepada Presiden Putin bahwa negara ini telah menyerahkan sistem pertahanan udara S-300 kepada Suriah.
Juru bicara resmi Presiden Rusia Dmitry Peskov, Selasa (2/10/2018), mengatakan bahwa Putin telah mengadakan rapat dengan para anggota Dewan Keamanan Nasional Rusia yang membahas perkembangan situasi di Suriah.
Dalam rapat ini Shoigu memastikan kepada para peserta bahwa Negeri Beruang Merah ini telah menyerahkan S-300 kepada Suriah bersama perlengkapan khusus lain untuk memperkuat keamanan militer Rusia di Suriah.
“Pekerjaan itu selesai sehari yang lalu,” kata Shoigu Presid Putin dalam rapat yang ditayangkan oleh TV Rossiya 24.
Dia menambahkan bahwa sistem rudal dari darat ke udara ini juga akan meningkatkan keamanan militer Rusia sendiri di Suriah.
Rusia memutuskan untuk memasok sistem ini ke Suriah setelah Moskow menuduh Israel melakukan tindakan yang secara tidak langsung menyebabkan tertembak jatuhnya jet militer Rusia oleh sistem pertahanan udara Suriah hingga 15 awaknya tewas di dekat Suriah pada September lalu.
Israel membantah tuduhan itu sembari balik menuding pasukan Suriah tidak profesional sehingga salah tembak. Israel juga mengaku terpaksa terus mengambil tindakan terhadap dugaan penyebaran pasukan yang didukung Iran di perbatasan utara.
“Kami belum mengubah garis strategis kami terhadap Iran,” ungkap Menteri Pendidikan Israel Naftali Bennett yang juga anggota kabinet keamanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Selasa.
Dia menambahkan, “Kami tidak akan membiarkan Iran membuka front ketiga melawan kami. Kami akan mengambil tindakan sesuai kebutuhan, “lanjutnya kepada Radio Israel.
Di Washington, juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Heather Nauert tidak dapat mengkonfirmasi laporan bahwa S-300 telah dikirim ke Suriah.
“Saya tidak dapat memastikan bahwa itu akurat. Saya harap mereka tidak demikian… Saya pikir, itu akan menjadi semacam eskalasi serius dalam kekhawatiran dan masalah yang terjadi di Suriah, tapi saya tidak bisa memastikannya,” “kata Nauert dalam konferensi pers. (mm/sputnik/reuters)