Rouhani Ingatkan Bahaya Radikalisme
New York, LiputanIslam.com – Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhani dalam pidatonya pada sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-69 di New York, AS, Kamis (25/9) menyatakan bahwa kekerasan dan radikalisme dewasa ini telah menjadi fenomena yang tak terkendali sehingga menjadi ancaman serius bagi dunia. Di saat yang sama dia juga mengingatkan bahaya kekeliruan dalam memahami dan menangani fenomena tersebut.
“Sangat disayangkan, terorisme telah mendunia. Para ekstrimis dunia dari New York hingga Mosul, dari Damaskus hingga Baghdad, dari pelosok dunia paling timur hingga paling barat, dari al-Qaeda hingga ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) telah bertemu satu sama lain dan menyerukan persatuan. Sedangkan kita apakah bersatu di depan radikalisme?” ungkapnya, sebagaimana dilansir IRNA.
Dia menilai radikalisme bukan semata persoalan regional Timur Tengah melainkan merupakan persoalan global di mana sebagian negara telah berperan di balik kemunculannya, dan ketika negara-negara itu gagal mengendalikannya maka bangsa-bangsa Timur Tengahlah yang menanggung resikonya. Dia juga menyebutkan bahwa sentimen anti Barat yang ada sekarang adalah buah hasil kolonialisme dulu.
Mengenai penanggulangan terorisme, dia mengajak supaya sasaran yang harus diberantas adalah akar-akarnya.
“Terorisme mengakar pada kemiskinan, pengangguran, diskriminasi, penistaan martabat dan ketidak adilan serta tumbuh besar dalam budaya kekerasan… Untuk memberantas akar terorisme, keadilan dan pembangunan harus diperluas, dan penyelewenangan agama untuk pembenaran kekerasan dan kekejaman harus dicegah,” katanya.
Dia menambahkan, “Hal yang paling menyakitkan ialah ketika para teroris menumpahkan darah atas nama agama, memenggal kepala orang atas nama Islam, dan bermaksud menutupi realitas sejarah bahwa berdasarkan ajaran semua nabi Allah, dari Ibrahim as dan Musa as hingga Isa as dan Muhammad Saw, membunuh satu manusia tak berdosa tak ubahnya dengan membunuh seluruh umat manusia.”
Presiden Iran menyayangkan media Barat yang dinilainya cenderung mengikuti kehendak para ekstrimis mengatasnamakan Islam dalam menebar teror dan kekerasan.
Lebih jauh dia menilai Barat telah melakukan kesalahan strategis dalam persoalan regional Timur Tengah, Asia Tengah, dan Kaukasus sehingga semua kawasan ini sekarang menjadi surga bagi kaum radikalis dan teroris.
“Invasi militer ke Afghanistan dan Irak serta campurtangan keliru dalam perkembangan situasi Suriah adalah contoh-contoh jelas dari strategi keliru di kawasan Timur Tengah,” ujarnya.
Menurutnya, semula banyak orang tak menduga bahwa terorisme akan menggila seperti sekarang. Dia mengatakan, “Tahun lalu mungkin sedikit orang yang memperkirakan kobaran api meluas seperti sekarang, namun kini kekerasan dan radikalisme yang tak terkendali sudah menjadi ancaman global yang nyata.”
Dia melanjutkan, “Jika faktor kemunculan fenomena yang ada sekarang tidak kita analisa dengan benar maka sudah pasti tidak mungkin kita dapat menemukan jalan keluarnya. Sekarang untuk kedua kalinya kami mengingatkan bahaya eskalasi radikalisme sekaligus bahaya pemahaman dan cara penanangan yang keliru terhadap fenomena ini.”
Presiden Rouhani menegaskan bahwa rakyat Timur Tengah sudah jenuh menyaksikan perang, dan karena itu mereka berhak mendambakan perdamaian dan kesejahteraan. Menurutnya, dahulu hak ini telah telah dirampas oleh imperialis dan sekarang bahaya perang dan kekerasan menghantui keamanan mereka. (mm)