Ratusan Warga Sipil Mosul Tewas, Pasukan Koalisi Akui Terlibat
Baghdad, LiputanIslam.com – Petinggi militer Amerika Serikat (AS) Letjen Stephen Townsend mengakui tidak tertutup kemungkinan pasukan koalisi pimpinan AS ikut bertanggungjawab atas jatuhnya banyak korban tewas pada warga sipil di Mosul barat.
“Kami mungkin memiliki peran pada (jatuhnya) para korban itu,” katanya kepada wartawan, Selasa (28/3/2017).
Dia beralasan bahwa korban di kalangan sipil banyak jauh karena ISIS melakukan “praktik menjijikkan” menggunakan warga sipil sebagai tameng.
“Jika orang-orang tak berdosa tewas, itu adalah kecelakaan perang yang tak disengaja,” katanya
Channel TV Rudaw berbahasa Kurdi pada 17 Maret lalu melaporkan bahwa 237 warga sipil terbunuh akibat serangan udara pasukan koalisi pimpinan AS terhadap kawasan yang ditempati ISIS di Mosul barat.
Selasa kemarin Juru bicara PBB Ravina Shamdasani menyatakan lebih dari 300 warga sipil terbunuh di Mosul barat akibat serangan udara pasukan koalisi anti ISIS sejak 17 Februari lalu.
Kepala kantor HAM PBB Zeid Ra’ad Al Hussein menyerukan kepada pasukan Irak dan pasukan koalisi pimpinan AS untuk melakukan kajian taktik mendesak demi menekan jumlah korban warga sipil seminimal mungkin.
Dia mengatakan bahwa jika data terbaru terkonfirmasi maka total jumlah korban sipil di Mosul bisa jadi mencapai lebih dari 400 orang.
Sementara itu, Perdana Menteri Irak Haeder Abadi mengecam upaya menyudutkan pasukan Irak dalam masalah ini.
“Mereka yang melontarkan tuduhan kepada pasukan keamanan Irak itu adalah orang-orang yang membela ISIS,” katanya, tanpa menyebutkan nama.
Dia juga memastikan ISIS menggunakan warga sipil sebagai perisai dan bahkan sengaja membunuh mereka.
Seperti diketahui, pasukan Irak yang didukung serangan udara pasukan koalisi internasional sejak beberapa waktu lalu menjalani pertempuran hebat melawan ISIS untuk membebaskan Mosul barat.
Kawanan teroris ISIS bertahan di kota lama Mosul yang padat penduduk dan sarat bangunan dengan kondisi jalanannya yang kecil sehingga pasukan Irak kesulitan bergerak maju. (mm/dailymail/afp/irna)