Pidato Singkat Raja Salman Jadi Bahan Ejekan di Medsos
Riyadh, LiputanIslam.com – Pidato kenegaraan yang ditunggu-tunggu dari Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz ternyata malah menuai ejekan di medsos masyarakat Arab sehingga bahkan ada yang meminta supaya kalau dia berpidato lagi hendaknya dibarengi oleh penerjemah.
Sejak jauh hari sebelumnya, media massa Arab Saudi sudah diriuhkan oleh pemberitaan seputar rencana sang raja menyampaikan pidato kenegaraan dalam peresmian program kerja tahun ke-4 periode ke-5 Majelis Permusyawaratan Arab Saudi yang para anggotanya bukan dipilih oleh rakyat tersebut.
Nyatanya, pidato dengan membaca teks itu berlangsung tak lebih dari tiga menit, sedangkan sanjungannya setinggi langit hingga disebut sebagai “kebijaksanaan (hikmah) pengelolaan negara” serta “ pemeliharaan (ri’ayah) dan anugerah (fadhl) kerajaannya atas hamba-hamba”.
Celakanya lagi, pidato itu sulit dimengerti oleh siapapun yang mendengarnya, baik hadirin dalam majelis yang bertepuk tangan – tanpa izin mufti yang mengharamkan dan membid’ahkan tepuk tangan- maupun oleh pemirsa TV yang menyiarkannya secara langsung. Pasalnya, dalam pidato itu selain berlogat Arab Baduwi (Arab primitif dan pedalaman yang hidup mengembara) juga terbata-bata dan kesulitan mengucapkan kata dengan fasih dan benar.
Melihatnya santernya pemberitaan sebelumnya, semula banyak orang mengira bahwa Salman akan berpidato selama minimal satu jam dan menyinggung kebijakan ekonomi dan keamanan Saudi yang sedang menghadapi banyak persoalan akibat terpuruknya harga minyak, agresi Saudi terhadap Yaman serta campurtangannya di Suriah dan Irak, dan aneka isu regional dan global.
Namun demikian, banyak pengamat memastikan bahwa raja yang sudah hampir satu tahun bertahta itu tidak mungkin akan berpidato sedemikian rupa akibat kondisi kesehatannya yang tak mendukung dan bahkan dia juga dipastikan tidak akan sanggup membaca lebih dari beberapa menit.
Para aktivis medsos menyatakan bahwa berbagai kosakata yang diucapkan oleh Salman dalam pidato kenegaaan itu tidak jelas dan tepat. Parahnya, kata “istiqrar’” yang berarti stabilitas dia ucapkan menjadi berbunyi “istikhra’” yang berarti mencari kotoran manusia atau hewan.
Tak pelak, sebagaimana dilaporkan situs Yaeni dan Radar2, medsos Arab diramaikan oleh kalimat “Raja Saudi mengatakan sudah tiba saatnya mencari kotoran!”
Liputan Islam mencoba mengakses video petikan pidato yang sempat diunggah di Youtube namun ternyata sudah dihapus dengan dalih ada pengaduan dari pihak ketiga terkait hak cipta, sedangkan beberapa video yang masih terpajang adalah petikan-petikan singkat yang sudah banyak disensor. (mm)