Peringati 8 Tahun Perang Melawan Saudi, Tentara Yaman Gelar Latihan Militer
Sanaa, LiputanIslam.com – Angkatan Bersenjata Yaman menggelar latihan perang untuk menandai peringatan sembilan tahun agresi Arab Saudi dan sekutunya terhadap Yaman. Kementerian Pertahanan Yaman memperingatkan koalisi pimpinan Saudi akan beberapa dampak yang fatal jika agresi berlanjut.
Latihan militer bersandi “Teguh Melawan Agresi” itu mensimulasikan serangan terhadap sasaran-sasaran di berbagai medan, termasuk daerah pegunungan, gurun, dan hutan.
Semua unit militer dari pasukan infanteri, unit-unit lulusan pendidikan militer, dan pasukan pendukung tempur dari berbagai spesialisasi termasuk teknik, pertahanan udara, pasukan rudal, dan layanan dukungan tempur berpartisipasi dalam manuver tersebut.
Menteri Pertahanan Mayjen Muhammad Nasser al-Atifi dan Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Yaman Mayjen Muhammad Abdul-Karim al-Ghamari dalam sebuah pernyataan bersama menegaskan, “Kedaulatan tanah air dan kekayaan kami adalah hak sah yang tidak dapat ditawar, dan kami akan mengorbankan segalanya untuk mempertahankannya.”
Mereka juga mengingatkan, “Bangsa kami tidak akan menerima kehadiran penjajah asing di bagian geografi mana pun, di darat atau di laut. Koalisi agresor dan sponsornya harus menganggap serius peringatan kami.”
Latihan dan peringatan dilakukan saat koalisi pimpinan Saudi melanjutkan serangan terhadap warga sipil Yaman, termasuk wanita dan anak-anak.
Perang telah merenggut nyawa ratusan ribu orang di Yaman. Kementerian Hak Asasi Manusia Yaman dan Dewan Tinggi Ibu dan Anak Rabu lalu mengumumkan bahwa hampir 1,5 juta warga sipil tewas secara tidak langsung akibat penggunaan senjata terlarang, penyebaran penyakit, dan blokade pasukan koalisi pimpian Saudi terhadap Yaman.
Kedua lembaga itu juga menyebutkan, “Agresi dan blokade selama delapan tahun menyebabkan tingkat kemiskinan naik menjadi 95 persen dan tingkat pengangguran lebih dari 65 persen.”
Arab Saudi dan sekutunya melancarkan invasi militer di Yaman sejak Maret 2015 dengan dukungan senjata dan logistik dari negara-negara sekutu Barat mereka, hingga menyebabkan ratusan ribu orang Yaman tewas.
Perang juga telah menelantarkan jutaan orang, membuat mereka kehilangan tempat tinggal, menghancurkan infrastruktur negara dan menimbulkan bencana kemanusiaan terburuk di zaman kontemporer.
Gencatan senjata terbaru, yang dimulai pada April 2022, telah menghidupkan kembali harapan akan perdamaian, tapi koalisi pimpinan Saudi melanggar ketentuan perjanjian gencatan senjata. (mm/presstv)