Perangi Covid-19, Iran Luncurkan Laboratorium Bergerak

0
619

Teheran, LiputanIslam.com –  Laboratorium bergerak untuk tes virus Corona (Covid-19)  diluncurkan di Iran dalam perjuangan melawan pandemi ini di tengah sanksi ketat AS terhadapnya.

Laboratorium diagnosa keliling pertama kali diperkenalkan pada kesempatan, Sabtu (28/3/2020), yang dihadiri oleh kepala organisasi relawan Basij Brigadir Jenderal Gholamreza Soleimani. Laboratorium ini juga mampu mendiagnosis virus lain.

Seorang pejabat Kementerian Kesehatan Iran mengatakan bahwa kementerian ini setiap hari melakukan lebih dari 10.000 tes Covid-19  di 90 laboratorium di seluruh penjuru negera republik Islam ini.

Komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Mayor Jenderal Hossein Salami mengatakan bahwa pasukan Basij juga menghasilkan 3 juta masker setiap hari, dan bahwa seluruh kapasitas IRGC dan Basij telah dikerahkan untuk perang besar melawan epidemi Covid-19  sehingga bahkan seorang pasien tunggal tidak dibiarkan sendirian.

Para Lansia Sembuh

Pada Jumat lalu seorang pria berusia 101 tahun yang terinfeksi Covid-19 dirawat dan kemudian dinyatakan sembuh sehingga dipulangkan dari rumah sakit di kota utara Gorgan. Pria itu adalah pasien keempat berusia lebih dari satu abad yang dinyatakan telah pulih dari penyakit ini, sementara yang tertua di antaranya ialah wanita berusia 103 tahun, yang pulih di sebuah rumah sakit di provinsi utara Semnan pekan lalu.

3000-an Kasus Baru

Kementerian kesehatan Iran, Sabtu, mengumumkan ditemukannya 3.076 kasus baru infeksi virus COVID-19.

“Menurut hasil laboratorium, jumlah 3.076 kasus baru infeksi virus COVID-19 telah diidentifikasi di Iran sejak Kamis, meningkatkan jumlah infeksi menjadi 35.408,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Kianoush Jahanpour.

Dia menambahkan bahwa beruntung ada 11.679 pasien telah sembuh dan dipulangkan dari rumah sakit, sementara  pasien meninggal sejak Jumat berjumlah 139 orang sehingga menambah jumlah kematian menjadi 2.517.

Pandemi Covid-19 melanda lebih dari 197 negara dunia. Virus yang pertama kali dilaporkan di pusat kota Wuhan, Cina, pada akhir tahun lalu itu sejauh ini telah menewaskan lebih dari 27.700 orang dan menginfeksi lebih dari 607.000 lainnya di dunia.

DISKUSI: