“Perang Air” Terus Berlanjut, Tentara Suriah Dekati Sumber Ain al-Fijah
Damaskus, LiputanIslam.com – Pasukan Arab Suriah (SAA) di kawasan Wadi Barada sisi barat Provinsi Damaskus terus mendesak kawanan teroris dan bergerak maju mendekati sumber air strategis di kota kecil Ain al-Fijah.
Awal Januari lalu sempat dilaporkan oleh Rai al-Youm bahwa SAA sudah berhasil menguasai Ain al-Fijah, namun SAA sendiri belum mengumumkannya secara resmi, dan rupanya SAA belakangan terpukul mundur lagi dari daerah tempat sumber utama suplai air untuk penduduk Damaskus, ibu kota Suriah, tersebut.
Rabu kemarin (18/1/2016) dilaporkan Fars News bahwa para sniper teroris bertebaran di kawasan ini sehingga SAA bergerak relatif lamban, namun pergerakan terus dilakukan oleh SAA dengan berbagai taktik dan pengalaman tempur mereka selama ini untuk mematahkan pertahanan pihak lawan.
Ain al-Fijah menjadi daerah yang kerap diberitakan belakangan ini karena di bagian barat kota kecil ini terdapat sumber air yang digunakan untuk menyuplai kebutuhan penduduk Damaskus. Dewasa ini SAA dan kelompok bersenjata pendukungnya telah memasuki daerah ini dan sedang dalam proses razia teroris dari rumah ke rumah.
SAA dan sekutunya juga telah memutus jalur suplai teroris dari daerah Efreh di utara Ain al-Fijah menuju daerah-daerah di selatannya.
Sumber di lapangan mengatakan, “Ketika front muqawamah (SAA dan sekutunya) mendekati ke lokasi sumber air, para teroris meledakkan tiga bom pada fasilitas daerah ini.”
Belum ada informasi mengenai kerusakan yang terjadi, dan medan di sana cukup sulit untuk transportasi perlengkapan militer.
Menurut sumber ini, 60 persen daerah Ain al-Fijah sekarang sudah lepas dari kendali teroris, dan SAA dan sekutunya sudah mencapai bagian barat kota ini.
Kelompok-kelompok teroris menduduki sumber air Ain al-Fijah sejak 22 Desember lalu kemudian melakukan sabotase air sebagai senjata untuk menekan pemerintah Damaskus dengan cara merusak instalasi pompa air.
Pendudukan dan sabotase terjadi ketika gencatan senjata sudah diterapkan, tapi para teroris balik mengklaim kerusakan terjadi adalah akibat serangan udara SAA sendiri. SAA lantas mengirim tim insinyur untuk melakukan perbaikan sesuai kesepakatan dengan para teroris, tapi para teroris ternyata malah membunuh Ahmad al-Ghadban, perunding pemerintah Suriah dengan oposisi, yang datang bersama tim itu ke lokasi fasilitas pompa air. (mm/farsnews)