PBB: ISIS Masih Jadi Bahaya Terbesar Dan Belum Kalah Di Suriah
NewYork, LiputanIslam.com – Para pengamat sanksi PBB menyatakan bahwa kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (IS/ISIS/ISIL/DAESH) belum kalah di Suriah, dan masih menjadi ancaman paling signifikan dibanding kelompok-kelompok teroris lain, berbeda dengan klaim Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bahwa ISIS sudah kalah dan nyaris musnah.
Menurut laporan tim pemantau sanksi yang diajukan kepada Dewan Keamanan PBB, ada sekitar 14.000-18.000 militan ISIS di Suriah dan di Irak, termasuk sekira 3.000 militan asing.
“ISIL belum dikalahkan di Republik Arab Suriah, tetapi masih berada di bawah tekanan militer yang kuat di wilayah bekas bentengnya di timur negara ini. Hal itu menunjukkan tekad untuk melawan dan kemampuan untuk melakukan serangan balik,” bunyi laporan itu, menggunakan akronim Islamic State in Iraq and the Levant (ISIL).
Pada 19 Desember 2018 Trump mengejutkan sekutu Baratnya dengan mengumumkan bahwa AS akan menarik total 2000 tentaranya dari Suriah sembari beralasan dengan klaim bahwa ISIS sudah kalah, klaim yang bahkan berseberangan dengan penilaian direktur intelijen nasionalnya sendiri, Dan Coats, yang menyebut ISIS sebagai ancaman kuat di Timur Tengah dan Barat.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada pertemuan 79 negara di Washington Rabu lalu mengatakan bahwa AS tetap berkomitmen untuk menghancurkan ISIS tetapi menambahkan bahwa pendekatan itu dapat berubah pada “era jihad yang didesentralisasi.”
Para pemantau sanksi PBB, dalam laporannya mengenai ancaman ISIS, Al-Qaeda dan kelompok-kelompok teroris lain yang dicantumkan oleh PBB dalam daftar hitam kelompok teroris, menyatakan bahwa ISIS justru berada di peringkat paling berbahaya.
“ISIL terus dikaitkan dengan lebih banyak aktivitas teroris daripada kelompok rivalnya yang manapun, sehingga ISIL terus menjadi ancaman paling signifikan,” ungkap laporan itu.
Laporan itu menjelaskan bahwa setelah kehilangan “kehalifahan”-nya di Irak dan Suriah, ISIS berubah menjadi jaringan rahasia di bawah kepemimpinan Abu Bakar al-Baghdadi. Kepemimpinan IS telah direduksi menjadi kelompok yang tersebar dan “mengarahkan beberapa petempur agar kembali ke Irak untuk bergabung dengan jaringan di sana” dengan tujuan ” bertahan hidup, berkonsolidasi dan bangkit kembali di wilayah inti. (mm/raialyoum/france24)