Netanyahu Samakan ISIS dengan Hamas
Ramallah, LiputanIslam.com – PM Israel, Benyamin Netanyahu, menyamakan Hamas dengan ISIS. Pernyataan ini dikritik keras Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan menyatakan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memutar balikkan fakta-fakta secara mencolok.
Sebagaimana dilaporkan AFP, Hanan Ashrawi, anggota Dewan Ekskutif PLO dalam statemennya yang dirilis hari ini, Selasa (30/9), menilai klaim-klaim Netanyahu dalam membandingkan Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas, dengan kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sama sekali tidak berdasar.
“Pernyataan Netanyahu di PBB telah mendistorsi fakta secara mencolok sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian para audien dengan cara memfitnah, membangkitkan kebencian dan memperumit persoalan,” ungkap Ashrawi.
Netanyahu sendiri dalam pidatonya di PBB telah memungkiri realitas Israel telah melakukan kejahatan di Jalur Gaza dan Tepi Barat, dan malah menyamakan Hamas dengan kelompok ekstrimis ISIS.
Seperti diketahui, Israel beberapa waktu lalu telah melancarkan invasi militer selama sekitar 50 hari ke Jalur Gaza hingga menggugurkan sedikitnya 2,150 warga Palestina serta melukai dan menghancurkan tempat tinggal ribuan warga Palestina lainnya. Menurut data PBB, anak kecil Palestina yang gugur akibat serangan Rezim Zionis itu mencapai ratusan jiwa.
Juru Bicara Hamas Sami Abu Zuhri juga mengecam pernyataan Netanyahu dan menyebut Israel sebagai biang kekejian dan terorisme di dunia.
Dalam pidato di PBB, Netanyahu juga menyinggung isu nuklir Iran dan menyebutnya sebagai bahaya yang jauh lebih besar daripada bahaya ISIS. Hal ini dia katakan di saat negara-negara sekutu Israel sendiri, terutama Amerika Serikat (AS), tidak hanya menganggap ISIS sebagai ancaman besar bagi dunia tetapi juga mengajak Iran untuk ikut menumpas ISIS.
Saat bicara tentang nuklir Iran, Netanyahu sempat salah mengucapkan kata “centrifuges” (sentrifugal) dan menjadi “refugees” (pengungsi).
“Bertahannya kapasitas ribuan ‘refugees’ untuk pengayaan uranium Iran telah memperkuat posisi Iran di ambang status sebagai negara berkekuatan nuklir militer, dan di masa mendatang Iran akan dapat meraih senjata yang paling berbahaya di dunia,” katanya. (mm)