National Interest: Saudi Terlalu Lemah Untuk Berperang Melawan Iran
Washington, LiputanIslam.com – Majalah National Interest (NI) memuat artikel yang menilai kubu Iran jauh lebih kuat daripada kubu Saudi dan terus mencetak prestasi meskipun secara bertahap.
Seperti dikutip laman berita Al-Jazeera, Sabtu (18/11/2017), NI yang bermarkas di Amerika Serikat (AS) mencatat Iran memiliki pasukan besar dengan jumlah 550,000 personil, bersenjatakan rudal-rudal balistik jarak pendek dan menengah, dan “hampir memiliki senjata nuklir yang khas.” Iran juga mengembangkan helikopter tempur mutakhir dan menjadi satu negara terhebat di dunia dalam teknologi nirawak serta memiliki Koprs Garda Revolusi Islam (IRGC) yang terdiri atas pasukan khusus yang memiliki kemampuan tempur yang sangat besar.
Sedangkan Saudi, lanjut NI, meskipun jelas memiliki senjata udara yang memukau tapi pasukannya jauh lebih kecil dibanding pasukan Iran, dan terlihat ragu berperang.
Menurut majalah dwi bulanan ini, pasukan Saudi sama saja dengan pasukan-pasukan Arab lain yang berfungsi hanya sebagai pelindung rezim-rezim diktator dari gerakan perlawanan sipil, bukan untuk terjun dalam perang sejati.
NI juga menyinggung betapa pasukan udara Saudi yang “memukau” itu ternyata tak dapat mengalahkan “pasukan kabilah primitif” semisal Houthi.
Di sisi lain, Iran secara politik stabil, sedangkan Saudi sedang mengalami upaya perubahan sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Perubahan yang dilakukan dengan cara main sikat ini cenderung gagal, dan Saudi pada akhirnya akan masuk dalam daftar negara yang gagal di Timteng.
Menyinggung Hizbullah, NI menyebut kelompok pejuang Lebanon yang bersekutu dengan Iran ini sebagai pasukan non swadaya masyarakat paling teroganisir di dunia yang meskipun jumlah personilnya hanya sekira 20,000 orang tapi memiliki senjata dan teknologi militer dari Iran maupun dari pasar gelap.
NI mencatat Hizbullah memiliki tank, pesawat nirawak, dan lebih dari 150,000 rudal, dan mereka mendapatkan dana dan perintah dari Iran. (mm/aljazeera)