Menyusul Kasus Pembunuhan Khashoggi, Perancis Serukan Penghentian Perang Yaman

0
527

Paris, LiputanIslam.com –  Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly menyerukan penghentian perang Yaman, menyusul beredarnya foto-foto anak Yaman yang kelaparan hingga memicu kemarahan masyarakat dunia.

“Sudah lebih dari sekali bahwa perang ini berakhir, dan penting pula – bahkan prioritas bagi Prancis – bahwa situasi kemanusiaan harus ditingkatkan dan bantuan kemanusiaan dapat melintas… Situasi militer ini adalah kematian yang feketif sehingga perang ini harus dihentikan. Itu prioritas, ” kata Parly kepada televisi BFM dan radio RMC, Selasa (30/10/2018).

Lebih dari 22 juta atau tiga perempat penduduk Yaman membutuhkan bantuan kemanusiaan di tengah konflik yang berkecamuk sejak tahun 2015, ketika Arab Saudi dan sekutunya mulai menginvasi Yaman dengan dalih menumpah gerakan Ansarullah (Houthi).

Sebagaimana negara-negara Barat lainnya, Prancis semakin mendapat tekanan terkait dengan pasokan persenjataannya kepada Saudi sejak terjadi heboh kasus pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi di dalam konsulat Saudi di Istanbul, Turki.

Presiden Perancis Emmanuel Macron pekan lalu bersikeras bahwa penjualan senjata ke Saudi yang notabene pelanggan terbesar kedua Prancis setelah India  “tidak ada hubungannya dengan Khashoggi”.

“Kita tidak harus mencampuradukkan semuanya,” kata Macron, sembari menyebut seruan penghentian penjualan senjata menyusul kasus pembunuhan itu sebagai “penghasutan murni”.

“Saya bisa memahami hubungan dengan Yaman, tetapi tidak ada hubungannya dengan Khashoggi,” tambahnya.

Parly kembali mengklaim bahwa senjata buatan negaranya tidak digunakan terhadap warga sipil di Yaman.

“Sepengetahuan saya, senjata yang kami jual baru-baru ini belum digunakan untuk melawan warga sipil,” ujarnya.

Dia membela ekspor senjata “relatif sederhana” Prancis ke Arab Saudi,  dan menilai Saudi tunduk pada pembatasan ketat.

“Kami tidak menjual senjata seolah roti baguette,” katanya.

Dia juga mengaku pihaknya melakukan “tekanan tanpa henti” melalui PBB untuk penyelesaian politik di Yaman.

Perang Yaman telah menewaskan sekira 10.000 orang sejak pasukan koalisi pimpinan Saudi campur tangan, dan bahkan telah menyebabkan apa yang disebut PBB “krisis kemanusiaan terburuk di dunia.”

PBB pekan lalu juga memperingatkan bahwa 14 juta orang di Yaman sekarang terancam kelaparan yang serius. (mm/thenews)

DISKUSI: