Menlu Saudi Nyatakan Makin Banyak Pihak yang Mendukung Tuduhan terhadap Iran
Al-Jubeir kepada wartawan di sela sidang Majelis Umum PBB di New York, AS, Rabu (25/9/2019) menyebutkan bahwa hasil penyelidikan awal yang dilakukan oleh Saudi menunjukkan bahwa senjata yang digunakan dalam serangan itu adalah “senjata-senjata Iran”, dan Saudipun berunding dengan negara-negara sekutunya.
“Saya kira ada konsensus bahwa perlakuan (serangan terhadap Aramco) itu tak dapat diterima,” ujarnya.
Menurutnya, penyelidikan yang dilakukan oleh Saudi “sangat cermat”, dan Riyadh akan mengajukan berbagai opsi.
“Kami akan memilih opsi-opsi yang tepat untuk mereaksi serangan-serangan terhadap Kerajaan (Saudi),” tegasnya.
Inggris, Prancis, dan Jerman belum lama ini membuat pernyataa bersama yang menegaskan dukungannya kepada klaim AS bahwa Iran bertanggungjawab atas serangan terhadap Aramco.
Iran membantah tuduhan itu, sementara kelompok Ansarullah di Yaman mengaku bertanggungjawab atas serangan ini.
Baca: Rouhani di PBB: Keamanan Saudi Bergantung pada Penghentian Perang di Yaman
Presiden Iran Hassan Rouhani dalam wawancara dengan Fox News Selasa lalu mengatakan bahwa intelijen AS mengalami kerancuan dalam masalah ini karena pada serpihan senjata itu terdapat lafal yang berkaitan dengan mazhab Syiah, yaitu mazhab yang dianut oleh mayoritas rakyat Iran.
Baca: Rouhani Sebut Trump Hancurkan Kepercayaan Iran pada AS
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebutkan alasan yang sama persis dengan alasan intelijen AS, yaitu bahwa tidak mungkin kelompok pejuang Ansarulllah (Houthi) di Yaman memiliki atau dapat membuat senjata dengan jarak tempuh sedemikian jauh.
Menanggapi alasan itu, Rouhani menegaskan, “Anda tidak mengetahui kekuatan mereka.” (mm/raialyoum)