Malaysia Bergabung Dengan Koalisi Anti Yaman, PBB Tuding Saudi Langgar UU HAM
Kantor berita Saudi, SPA, melaporkan rombongan pertama tentara Malaysia itu sudah tiba di sebuah pangkalan udara Saudi, Ahad (10/5), dan dengan demikian Malaysia resmi bergabung dan menjadi negara ke-12 yang masuk ke dalam koalisi anti Yaman pimpinan Saudi menyusul bergabungnya Sinegal yang telah mengirim 2,100 personil pasukannya ke Saudi beberapa hari lalu.
Kementerian Pertahanan Saudi menyatakan bahwa pusat operasi koalisi sedang menyiapkan pendahuluan dan misi terkait bergabungnya tentara Malaysia dan Sinegal.
Dalam laporan SPA yang dikutip laman Arabnews tidak disebutkan jumlah tentara Malaysia yang sudah tiba di pangkalan udara Saudi tersebut.
Sementara itu, pejabat PBB bidang kemanusiaan menyatakan koalisi pimpinan Saudi telah melanggar hukum internasional. Sebagaimana dilaporkan laman International Business Times, Kordinator Urusan Kemanusiaan PBB untuk Yaman Johannes van der Klaauw mengecam kampanye militer Saudi terhadap Yaman dan mengatakan bahwa serangan udara koalisi telah menggiring warga sipil ke dalam “jebakan”.
“Pemboman secara membabi buta terhadap kawasan berpenduduk, baik didahului peringatan atau tidak, adalah pelanggaran terhadap undang-undang kemanusiaan internasional. Banyak warga sipil terjebak di Sa’adah ketika mereka tak dapat mengakses transportasi akibat kelangkaan bahan bakar. Menjadikan semua wilayah provinsi ini sebagai target serangan akan menggiring warga sipil kepada resiko yang tak terhitung,” kecamnya.
Saudi dan sejumlah negara sekutunya melancarkan serangan udara ke Yaman sejak 26 Maret lalu dengan dalih memulihkan pemerintahan Mansur Hadi yang kabur dari Yaman akibat revolusi rakyat yang digerakkan oleh kelompok Houthi.
Data di Yaman menyebutkan bahwa serangan itu telah menewaskan lebih dari 3500 orang dan melukai sekitar 6000 lainnya. Sebagian besar korban adalah warga sipil, termasuk perempuan, anak kecil dan lansia. (mm)