Amuda, LiputanIslam.com – Pasukan Demokrasi Suriah (SDF) mengancam akan memberikan “reaksi setimpal” terhadap Turki jika Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan jadi memperluas operasi militer Turki bersandi “Tangkai Zaitun” dari Afrin hingga Manbij dan perbatasan Irak di Suriah utara.
Ridor Khalil, petinggi SDF yang merupakan aliansi milisi Kurdi dan Arab Suriah, dalam wawancara dengan Reuters di Amuda, Suriah utara, mengatakan, “Jika dia (Erdogan) berusaha memperluas zona pertempuran maka jelas akan mendapat reaksi setimpal.”
Bersamaan dengan ini, biro media SDF merilis statemen berisi pernyataan bahwa operasi militer Turki yang sudah berlangsung intensif sejak seminggu lalu di Afrin merupakan “kelanjutan serangan teroris sebelumnya, terutama ISIS” terhadap suku Kurdi, dan “upaya untuk memberi nyawa lagi kepada ISIS yang sudah hampir binasa.”
SDF juga menuding Ankara melancarkan perang terbuka bersama kelompok teroris Jabhat Al-Nusra dan kelompok-kelompok ektremis lain dengan menggunakan senjata milik Pakta Pertananan Atlantik Utara (NATO) untuk membasmi bangsa Kurdi di Suriah.
SDF menegaskan bahwa sampai sekarang tentara Turki belum dapat meraih kemenangan militer yang sesungguhnya di medan pertempuran sejak operasi militer Tangkai Zaitun dimulai pada 20 Januari 2018. Menurut SDF, pasukan Turki malah menderita banyak kerugian jiwa dan peralatan tempur.
SDF mengungkap bahwa Turki tidak hanya membom kota Afrin, melain juga kota Manbij, Kobani, dan Al-Jazirah. (mm/rt)
Latest Posts
Liputan Video
English
Popular Tags
Dunia Islam – Berita Islam –Berita Dunia Islam – Konflik Timur Tengah – Timur Tengah Terkini – Berita Islam Terkini – Berita Internasional – Berita Timur Tengah – Berita Iran – Berita Iran Terkini – Iran Terkini – Iran vs AS – Amerika vs Iran – AS vs Iran – Berita Palestina – Berita Palestina Terbaru – Palestina Hari Ini – Palestina Terkini – Palestina Israel – Berita Turki – Turki Terkini – Berita Yaman – Perang Yaman – Perang Suriah– Berita Suriah – Berita Afghanistan – Berita Arab Saudi – Arab Saudi Terkini