Jihad Islam Palestina: Tragedi Terburuk Sedang Terjadi di Timur Tengah
Sanaa, LiputanIslam.com – Anggota senior faksi Jihad Islam Palestina Mohammed el-Hindi menyatakan Timur Tengah sekarang telah jatuh pada kondisi tragis dalam arti yang sesungguhnya karena Palestina sudah bukan lagi menjadi isu utama dunia Islam dan Arab.
Dalam sebuah pidatonya dia mengatakan bahwa Timur Tengah sekarang berada pada tahap yang terburuk sejak dimulainya sejarah pendudukan Inggris dan Perancis di Timur Tengah.
“Sebuah tragedi dalam bentuknya yang terburuk sedang terjadi,” ungkapnya, sebagaimana dilaporkan situs berita Palestina Falastin al-Youm, Selasa (7/4/2015).
Dia meminta supaya isu Palestina tetap dinomor satukan di tengah carut marut kondisi Timur Tengah.
Dia menegaskan, “Aneka peristiwa sedang terjadi di kawasan ini. Namun cita-cita Palestina bukanlah persoalan yang dipertikaikan karena memang merupakan persoalan sentral umat Arab dan Islam. Palestina berada di atas semua poros yang ada dan yang paling suci di antaranya. Tidak ada kata campur tangan dalam masalah ini supaya tetap menjadi masalah sentral umat Islam untuk menghadapi musuh yang berambisi membasmi bangsa dan kesucian Islam dan Kristen kita.”
Lebih jauh e-Hindi menyinggung soal terpilihnya lagi Benjamin Netanyahu sebagai perdana menteri Israel dalam pemilu 17 Maret 2015. Dia mengingatkan bahwa kemenangan Netanyahu ini berarti bahwa di Israel terdapat kesepakatan bahwa bangsa Palestina jangan sampai memiliki negara, dan para pengungungsi Palestinapun jangan sampai kembali ke kampung halaman mereka.
Seperti diketahui, di saat TimurTengah masih terdera oleh tragedi terorisme komplotan teroris ISIS, sekarang kawasan ini diriuhkan oleh serangan Arab Saudi dan beberapa negara Arab sekutunya terhadap Yaman. Akibatnya, isu Palestina dan penderitaan bangsa ini, terutama di Jalur Gaza, akibat agresi dan penindasan kaum Zionis menjadi terabaikan.
Tragisnya, ketika ribuan orang Palestina terbantai dalam serangan Zionis ke Jalur Gaza, tak satupun negara Arab bertindak keras terhadap Israel, sementara untuk kemelut politik internal yang mendera Yaman sekitar 10 negara Arab tiba-tiba pasang badan dan bersatu mengerahkan peralatan perangnya untuk menggempur Yaman hingga jatuh korban tewas ratusan orang dari kalangan warga sipil, termasuk perempuan dan anak kecil. (mm)