Jenderal Iran: Dunia Terkesima dan Kepo Terhadap Kecanggihan Teknologi Persenjataan Iran

0
246

Teheran, LiputanIslam.com   Kepala Departemen Urusan Internasional Kementerian Pertahanan Iran, Brigjen Hamzeh Qalandari, Senin (8/5), memuji kecanggihan teknologi yang digunakan Iran dalm produksi senjata, dan mengatakan senjata Iran sekarang dianggap sebagai pengubah permainan di arena internasional.

Menurutnya, dunia dikejutkan oleh senjata Iran setelah pencabutan embargo senjata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)  selama 13 tahun pada Oktober 2020.

“Sebuah negara yang memiliki masalah di semua bidang dan dilarang menggunakan teknologi apa pun saat ini justru mencapai puncak  teknologi, dan senjatanya digambarkan di media internasional sebagai ‘pengubah permainan’,” katanya kepada IRNA.

“Fakta ini menyebabkan banyak negara membeli senjata Iran atau merenovasi dan membangun kembali peralatan pertahanan mereka sendiri menggunakan teknologi dan peralatan Iran setelah pencabutan embargo,” imbuhnya.

Qalandari menyinggung  pembicaraan antara Menteri Pertahanan Iran Brigjen Mohammad Reza Ashtiani dan rekan-rekannya di sela-sela pertemuan para menteri pertahanan Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di ibu kota India, New Delhi akhir bulan lalu.

“Sebagian besar pertemuan menampilkan keinginan serius untuk membentuk aliansi dan meningkatkan tingkat kerjasama pertahanan dan keamanan dengan Republik Islam,” katanya.

Dia menambahkan, “Semua negara SCO juga meminta untuk menggunakan pengalaman Iran dalam perang melawan terorisme dan penyebarannya ke kawasan dan dunia. Permintaan lain, yang dibuat di hampir semua pertemuan, adalah melihat dari dekat pencapaian pertahanan Iran.”

Qalandari juga menyebutkan kesetaraan antara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), aliansi militer pimpinan AS di satu pihak  dan SCO, organisasi politik, ekonomi, keamanan internasional, dan pertahanan Eurasia di pihak.

Dia menilai bahwa tidak seperti NATO, SCO berfokus pada perluasan pengaruhnya berdasarkan kerjasama daripada kekuatan, dan bahwa organisasi Eurasia ini telah mencoba menjauhkan diri dari masalah militer dan mencari stabilitas di zona konflik serta kerjasama ekonomi kolektif.

“Mungkin krisis Ukraina adalah contoh praktis yang menunjukkan bahwa kemampuan NATO menurun seperti kekuatan AS. Ini kontras dengan jalur maju yang ditempuh oleh SCO,” katanya.(mm/mna)

Baca juga:

Berada di Oman, Petinggi Militer Iran Sebut  Perimbangan Kekuatan Bergeser ke Timur

Iran Sukses Ujicoba Misil Berhulu Ledak Termobarik

DISKUSI: