“Israel Terpaksa Menerima Eksistensi Iran Di Suriah”
Amerika Serikat (AS) dan Rusia belakangan ini memprakarsai kesepakatan gencatan senjata antara pasukan pemerintah Suriah dan faksi-faksi militan oposisi negara ini di bagian barat daya Suriah di mana Golan berada, namun Iran menyatakan pihaknya “tidak terikat” oleh perjanjian ini, sementara gejolak pertempuran di kawasan tersebut mereda sejak gencatan senjata diterapkan.
IH menyebutkan, “Prestasi besar ini tidak akan menghasilkan perubahan besar di Suriah yang sudah terpengaruh oleh eksistensi kuat Iran dan milisi pendukungnya.”
IH kemudian menyebutkan, “Mengingat ancaman Hizbullah mengarah dari Lebanon maka Israel merasakan ancaman ini berasal dari perbatasan dan terpaksa menerima eksistensi Iran di jantung Suriah, eksistesi yang menimbulkan kerisauan mengenai masa depan Golan dan kawasan yang lebih luas lagi.”
Mengenai prakarsa tersebut, Presiden AS Donald Trump dalam wawancara dengan TV CBN, Rabu, mengatakan telah ada “kesepahaman besar” dengan sejawatnya dari Rusia, Vladimir Putin, yang telah dia temui di sela-sela Pertemuan Puncak G20 di Hamburg, Jerman.
“Sebagian orang mengatakan bahwa keduanya (AS dan Rusia) tidak boleh sepaham. Siapa orang-orang ini? Saya yakin kami berada dalam kesepahaman yang besar… Kita adalah kekuatan nuklir yang besar, sedangkan mereka juga demikian. Tak logis jika kita tidak memiliki suatu hubungan dengan mereka,” katanya. (mm/fna/rayalyoum)