Teheran, LiputanIslam.com – Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Bahram Qasemi menyatakan negaranya tidak akan berpartisipasi dalam operasi militer Pasukan Arab Suriah (SAA) untuk pembebasan provinsi Idlib dari pendudukan kelompok-kelompok pemberontak dan teroris.
“Kami berkeputusan bahwa masalah Idlib hendaknya diselesaikan dengan cara yang tidak berbahaya bagi bangsa Suriah. Kami telah mengajukan beberapa usulan dalam komunikasi kami dengan Turki dan Rusia. Telah kami nyatakan berulang kali bahwa keberadaan kami di Suriah hanya sebatas memberikan dukungan asistensi, dan tidak akan ikut serta dalam operasi apapun,” ungkap Qasemi kepada wartawan di Teheran, Senin (17/9/2018).
Dia menambahkan, “Sekarang sedang dikerahkan upaya-upaya kemanusiaan di Idlib, dan kami berharap ini dapat membuahkan hasil karena memang sangat penting.”
Qasemi kembali menekankan dukungan Iran kepada integritas Suriah.
“Kami berharap negara ini segera dapat dibersihkan dari nista kelompok-kelompok teroris,” harapnya.
Presiden Suriah Bashar al-Assad berulang kali menegaskan bahwa pembebasan Idlib yang menjadi sarang terakhir kawanan bersenjata di Suriah merupakan prioritas bagi SAA dalam operasi militer selanjutnya.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengingatkan potensi terjadinya tragedi kemanusiaan akibat perang yang akan terjadi di Idlib, mengingat wilayah ini dihuni oleh sekira tiga juta penduduk, termasuk 1 juta anak kecil, dan separuhnya adalah pengungsi. (mm/alalam/raialyoum)
Latest Posts
Liputan Video
English
Popular Tags
Dunia Islam – Berita Islam –Berita Dunia Islam – Konflik Timur Tengah – Timur Tengah Terkini – Berita Islam Terkini – Berita Internasional – Berita Timur Tengah – Berita Iran – Berita Iran Terkini – Iran Terkini – Iran vs AS – Amerika vs Iran – AS vs Iran – Berita Palestina – Berita Palestina Terbaru – Palestina Hari Ini – Palestina Terkini – Palestina Israel – Berita Turki – Turki Terkini – Berita Yaman – Perang Yaman – Perang Suriah– Berita Suriah – Berita Afghanistan – Berita Arab Saudi – Arab Saudi Terkini