Iran Ancam Perkaya Uranium Lebih Besar
Dalam wawancara dengan CBC milik Kanada, Salehi menyatakan Iran tidak ingin membatalkan perjanjian yang dinamai Rencana Aksi Bersama Komprehensif (Joint Comprehensive Plan Of Action/JCPOA) itu, tapi jika Tramp jadi mencabiknya, “maka dengan mudahnya kami memperkaya uranium lagi seperti dulu, dan bahkan bukan kembali ke tempat semula, melainkan secara teknologi kami dapat melangkah lebih jauh lagi daripada dulu.”
Salehi kemudian menilai bagus pidato Trump dalam pelantikannya sebagai presiden AS, karena tidak menyinggung dan menyebutkan nama Iran. Tapi dia kemudian menyebut klaim pemerintah AS mengenai sistem penangkis rudal untuk menghadapi Iran dan Korea Utara sebagai omong kosong belaka.
Menurutnya, klaim itu tak logis karena jarak antara Iran dan AS mencapai lebih dari 16,000 km.
“Sama sekali belum pernah kami berpikir untuk membuat rudal yang dapat menempuh jarak sedemikian jauh,” katanya.
Seperti diketahui, Trump di masa kampanye presiden AS menyebut JCPOA “mengerikan,” “terburuk” dalam sejarah perjanjian AS, dan dapat menjurus pada “bencana nuklir.”
JCPOA disepakati Iran dengan lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB (AS, Rusia, Inggris, Perancis, dan Cina) plus Jerman yang mewakili Uni Eropa pada tahun 2015. Perjanjian ini dicapai dengan tujuan mengatasi kekuatiran AS dan sekutunya terhadap kemungkinan Iran memperkaya uranium untuk membuat bom nuklir. (mm/raialyoum)