Irak Dalam Bayangan “Kawasan Sengketa”

0
468

Baghdad, LiputanIslam.com –   Pemerintah pusat Irak di Baghdad berniat untuk menyebar kembali pasukannya di semua kawasan yang mereka persengketakan dengan pemerintah otonomi Kurdistan. Kawasan seluas 23,000 kilometer persegi itu dikuasai secara bertahap oleh Kurdistan sejak perang Irak tahun 2003.

Setelah menguasai kemanan provinsi Kirkuk, pemerintah Baghdad dalam 48 jam berhasil menguasai hampir semua wilayah yang semula dikuasai oleh Peshmerga. Pasukan Kurdistan menguasai Kirkuk menyusul kekacauan yang melanda wilayah ini akibat serbuan ISIS ke beberapa provinsi Irak pada tahun 2014.

Pasukan operasi gabungan Irak dalam sebuah statemennya menyebutkan beberapa daerah yang didatangi oleh pasukan ini dalam dua hari terakhir. Beberapa daerah ini tersebar di empat provinsi Kirkuk, Nineveh, Diyala, dan Salahuddin (Saladin).

Semua daerah itu disebut “kawasan sengketa” dan berada di wilayah yang secara resmi dikuasai oleh pemerintah pusat, tapi Kurdistan yang berstatus otonomi memandang semua daerah itu sebagai bagian dari wilayahnya dengan dalih bahwa mayoritas penduduk di sana bersuku Kurdi.

Kawasan sengketa itu meliputi jalur sepanjang lebih dari 2000 kilometer yang membentang dari perbatasan Suriah hingga perbatasan Iran, sedangkan total luasnya mencapai sekira 37000 kilometer persegi. Jalur ini melintasi selatan perbatasan Kurdistan dan mencakup sebagian daerah di empat provinsi tersebut.

Wilayah otonomi Kurdistan terbentuk pasca Perang Kuwait tahun 1991, dan terdiri atas tiga provinsi Arbil, Sulaymaniya, dan Dahuk dengan luas 75000 kilometer persegi. Status otonomi dikukuhkan dalam konstitusi pada tahun 2005.

Pihak Kurdi memandang wilayahnya tidak mencakup daerah-daerah “historis” di Irak, sepertiga orang Kurdi Irak terasing dari wilayah ini, dan ladang-ladang minyak di provinsi Kirkuk harus diintegrasikan ke wilayah otonomi.

Setelah pasukan pemerintah Irak merebut kembali Kirkuk, pemerintah otonomi Kurdistan mendapat pukulan telak karena kehilangan ladang-ladang minyak di Kirkuk dan pada gilirannya membuyarkan angan-angan mereka untuk memisahkan diri dari Irak. Sebelumnya, Kurdistan pernah mengekspor minyak dari hampir sepertiga ladang minyak yang ada di  Kirkuk meskipun tidak disetujui oleh Baghdad. (mm/rt)

DISKUSI: