Ibu Bayi Dawabsheh Gugur, Palestina Berkabung Tiga Hari

0
439

Mideast Israel PalestiniansRamallah, LiputanIslam.com – Pemerintah otonomi Palestina Senin (7/9) mengumumkan masa tiga hari berkabung nasional menyusul gugur syahidnya Reham Dawabsheh, 27 tahun, ibu dari seorang bayi, Ali Dawabsheh, 18 bulan, yang juga gugur terbakar beberapa waktu lalu di selatan Nablus, Tepi Barat, akibat serangan brutal warga Zionis Israel.

Sebagaimana diberitakan kantor berita Palestina, WAFA, Reham menghembuskan nafas terakhir ketika menjalani perawatan di rumah sakit untuk luka bakar yang dideritanya akibat serangan yang menggemparkan Palestina tersebut.

Juru bicara pemerintahan otonomi Palestina Nabil Abu Rudaineh mengatakan bahwa pemimpin pemerintahan ini, Mahmoud Abbas, mengumumkan tiga hari berkabung atas gugurnya Reham Dawabsheh.

Beberapa warga permukiman Zionis 31 Juli lalu melempari sebuah rumah di selatan Nablus dengan bom-bom molotov. Akibatnya rumah itu terbakar bersama penghuninya, yaitu bayi Ali Dawabsheh serta ayah dan ibunya, Saad Dawabsheh dan Reham Dawabsheh. Ali dan ayahnya gugur di lokasi kejadian, sedangkan ibunya gugur setelah sekian lama menjalani perawatan di rumah sakit atas luka parah yang dideritanya.

Husam Badran, juru bicara Hamas, menegaskan bahwa serangan brutal terhadap keluarga Dawabsheh itu memperlihatkan tingkat kejahatan para pemukim Zionis.

“Kejahatan orang-orang Zionis ini bukan pengecualian, melainkan merupakan tindakan sistematis di bawah pengawasan para pemimpin rezim Zionis (Israel) yang dieksekusi oleh tentara dan warga Zionis,” ungkapnya.

Menurutnya, aksi yang sangat kejam dan brutal itu sengaja dilakukan dengan tujuan memaksa bangsa Palestina bertekuk lutut dan agar mereka takut melanjutkan perlawanan mereka terhadap entitas Zionis di negeri Palestina.

Badran menyatakan pihaknya yakin sepenuhnya kepada kemampuan bangsa Palestina melawan penindasan dan kesewenang-wenangan rezim Zionis. Karena dia menyerukan kepada semua komponen pejuang Palestina agar melancarkan operasi khusus untuk membalas kejahatan kaum Zionis tersebut.

Rezim Zionis sendiri mengaku prihatin atas tragedi pembakaran yang juga mengundang kecaman keras dari lembaga-lembaga HAM tersebut. Tel Aviv juga mengakui serangan itu sebagai serangan teror yang dilakukan oleh para ekstrimis.

Namun demikian, apa yang dinyatakan rezim Zionis itu tak lebih dari sandiwara, sebab orang-orang yang semula ditangkap karena diduga terlibat dalam aksi itu ternyata semuanya dibebaskan tak lama setelah penangkapan, dan sejauh ini tak ada seorangpun warga Zionis yang ditahan, diusut dan diperkarakan atas kejadian tersebut.

Menurut data PBB, sejak awal tahun 2015 warga Zionis telah melancarkan sedikitnya 142 kali serangan terhadap warga Palestina di Tepi Barat dan Baitul Maqdis timur.

Sebuah kelompok peduli HAM Palestina juga mencatat bahwa sedikit sekali berkas pengaduan warga Palestina yang berujung vonis hukuman di pengadilan Israel. (mm)

DISKUSI: